Mataram, Gatra.com-Tingkat Hunian Kamar (THK) hotel yang terjadi di Lombok merupakan perbandingan antara banyaknya kamar yang terpakai dengan kamar yang tersedia (dalam persen).
“Di NTB jumlah tamu yang menginap di hotel tersebar di 10 kabupaten/kota sebanyak 1,5 juta orang periode Januari-September 2019, di mana sebagian besar berasal dari dalam negeri,”kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, BPS NTB, I Gusti Lanang Putra, di Mataram, Kamis (21/11).
Gusti Lanan Putra menambahkan, pengumpulan data dilakukan di 10 kabupaten/kota. Pendataan mencakup tamu yang menginap di hotel bintang dan melati. Sebagian besar tamu menginap di hotel bintang yang jumlahnya 83 hotel. Seluruh hotel bintang tersebar di tujuh kabupaten/kota di NTB, kecuali di Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Dompu.
Ia menambahkan, tamu yang menginap di hotel nonbintang relatif masih rendah dengan rata-rata tingkat okupansi sebesar 20% per bulan. "Okupansi hotel bintang rata-rata di atas 50%, sedangkan nonbintang 20%. Apa karena jumlah hotel nonbintang yang relatif banyak, yakni mencapai 1.128 hotel atau tamu yang menginap masih sangat kurang," ucap Lanang.
Dikatakan, angka tersebut menunjukkan suatu akomodasi diminati oleh pengunjung atau tidak, sehingga dapat dilihat apakah di suatu daerah masih kurang keberadaan akomodasi atau tidak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (wisatawan).
Menurutnya, apabila TPK memiliki nilai cukup besar berarti akomodasi hotel di suatu daerah diminati oleh pengunjung. Sebaliknya apabila TPK memiliki nilai yang kecil, berarti akomodasi di suatu daerah kurang diminati oleh pengunjung.
Dikatakan, jumlah tamu menginap di hotel sebanyak 1,5 juta orang periode Januari-September 2019 tidak bisa dijadikan acuan dalam melihat pencapaian target angka kunjungan wisatawan ke NTB sebanyak 4 juta orang pada 2019.
Untuk mengetahui jumlah wisatawan yang datang ke NTB, dilakukan pendataan di bandara dan pelabuhan yang menjadi pintu masuk wisatawan. Ia mengatakan, tidak bisa memastikan target kunjungan wisatawan ke NTB sebanyak 4 juta orang hingga akhir 2019 akan tercapai. Hal itu tergantung dari situasi daerah dan minat orang untuk datang ke NTB.
Hal itu juga dipengaruhi oleh persaingan antar daerah dan antarnegara dalam menarik minat wisatawan untuk datang berwisata. Dikatakan, pada 2019-2020, persaingan industri pariwisata semakin ketat, beberapa daerah lain terus berupaya untuk memajukan pariwisatanya, salah satu contoh Banyuwangi.
"NTB harus punya daya saing untuk menarik minat wisatawan berkunjung, seperti yang dilakukan daerah lain dan negara yang menjadi tujuan wisata," ujarnya.