Siak, Gatra.com - Sejumlah warga Kabupaten Siak, Riau, mulai menunjukkan rasa keberatannya setelah tahu ada rencana pemerintah pada Januari tahun depan bakal mencabut subsidi listrik untuk golongan rumah tangga berdaya 900 Volt Ampere (VA).
Nur Wida misalnya. Perempuan 31 tahun di Balai Kayang, Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak ini mengatakan, dengan kondisi ekonomi saat ini yang tidak stabil, harga kebutuhan pokok labil, pencabutan subsidi menjadi tidak tepat. Itu akan membikin masyarakat semakin kesulitan.
"Kalaulah jadi subsidi dicabut, duit yang harus saya keluarkan membeli token listrik akan semakin tinggi dari yang biasanya hanya Rp120 ribu perbulan," kata Wida saat bincang-bincang dengan Gatra.com, Kamis (21/11).
Menurut dia, kenaikan tarif itu sangat memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, dia berharap pencabutan subsidi jangan dilakukan dulu.
"Ada baiknya pemerintah berpikir ulang. Saya cuma mengandalkan suami yang kerja serabutan. Kadang ada dapat duit, kadang tidak. Kalau sempat di cabut, makin beratlah beban ekonomi kami," kata Ibu dua anak ini.
Wida mengaku masih bisa mengatur duit penghasilan suaminya lantaran mereka tidak menyewa rumah. "Gimana pula dengan masyarakat yang di kontrakan? Untuk biaya sehari-hari aja mereka sudah sesak nafas, enggak kebayanglah jika ditambah lagi dengan beban listrik yang semakin tinggi," katanya.
Sri Wijayanti juga sama dengan Wida. Perempuan 36 tahun ini keberatan dengan rencana pemerintah itu meski informasi soal pencabutan subsidi itu baru dia dengar di televisi.
Walau baru sebatas info, ibu satu anak ini sudah cemas. Bingung dengan kelangsungan dagangan gorengannya di Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak Sri Indrapura jika benar subsidi listrik bakal dicabut.
"Jujur saya bingung. Biasanya voucher Rp20 ribu tahan untuk seminggu menerangi rumah kontrakan dan gerobak dagangan saya," ujarnya.
Menejer PLN Siak Heru Triwibowo mengaku belum bisa bicara banyak soal keluhan warga tadi. Sebab pencabutan subsidi listrik itu baru rencana.
"Kalau ditanya sudah dapat info soal itu, sudah. Tapi belum bisa kita sosialisasikan. Sebab belum ada perintah dari pusat," kata Heru kepada Gatra.com, di Siak.
Heru pun menjelaskan, selama ini subsidi diberikan tidak hanya pada golongan 900 VA, tapi juga golongan 450 VA.
"Di Siak sendiri, dari Kecamatan Koto Gasib sampai Kecamatan Siak, hampir 80 persen pelanggan pakai token listrik. Lantas pelanggan 900 VA bersubsidi ada 4.463 pelanggan dan Non Subsidi 8.329 pelanggan," katanya.
Adapun perbedaan bersubsidi dan yang tidak bersubsidi kata Heru kelihatan pada harga perKWH. Yang bersubsidi perKWH hanya senilai Rp605 dan Non Subsidi Rp1.467 perKWH.
"Kalau nanti benar-benar naik, tarif listrik untuk golongan itu akan menyesuaikan dengan non subsidi tadi," katanya.
Bupati Siak Alfedri menyebut akan secepatnya menggelar pertemuan dengan PLN. "Belum bisa saya tanggapi lebih dalam. Tapi secepatnya akan kita bahas ini dengan PLN," kata Alfedri kepada Gatra.com.
Reporter: Sahril Ramadana