Jakarta, Gatra.com - Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan, pemerintahan Presiden Joko Widodo jilid kedua merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk melakukan reformasi ekonomi, sehingga investor yakin menanamkan modalnya di Indonesia.
Menurutnya, ada dua kondisi yang menjadi peluang bagi Indonesia. Pertama, berakhirnya momen pemilu, menciptakan kondusifitas politik. Apalagi, setelah Gerindra bergabung ke koalisi pemerintah. Hal ini memperkuat keyakinan perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia. Terutama terkait keberpihakan penyusunan undang-undang di parlemen.
"Gagasan teknokratis paling brilian sekalipun, tidak ada gunanya apabila tidak disahkan jadi undang-undang," ujarnya dalam "US-Indonesia Investment Summit" di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis (21/10).
Menurutnya, apabila pada Februari, omnibus law yang menyederhanakan regulasi investasi belum disahkan, hal ini akan menjadi lampu kuning bagi parlemen.
Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun merupakan sinyal membaiknya momentum reformasi. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,02% (Year-on-Year) pada kuartal III 2019, turun dari 5,04% pada kuartal II 2019.
"Pertumbuhan ekonomi yang menurun, saat seperti inilah momentum reformasi yang baik. Elit politik tekanannya lebih intens. Dia akan mendorong reformasi yang selama ini ditunda," katanya.