Jakarta, Gatra.com - Amerika Serikat merupakan investor asing ketujuh terbesar di Indoneia dengan nilai investasi USD 757,14 juta dalam 534 proyek pada Januari-Seprember 2019. Kontribusi AS dalam penanaman modal asing (PMA) Indonesia masih 3,8% dari total keseluruhan PMA di Indonesia.
Wakil Presiden Kamar Dagang dan Industri (Kadin) AS untuk Asia, Charles Freeman mengatakan pelaku usaha AS menunggu gebrakan Presiden Joko Widodo untuk melakukan reformasi yang tetap membuka investasi asing di Indonesia.
"Perusahan-perusahaan AS hadir di sini dan siap untuk berinvestasi untuk membantu Indoneisa mencapai tujuan ambisiusnya," ujarnya dalam US-Indonesia Investment Summit di Hotel Mandarin, Jakarta, Rabu (21/10).
Direktur Pelaksana AmCham Indonesia, Lin Neumann mengatakan AS akan menjadi kontributor PMA utama di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang melewati Singapura, Jepang, Inggris, dan Cina. Hal ini ditunjukkan dengan nilai investasi AS ke Indonesia sebesar USD 36 miliar dari 2013-2017, lima kali lipat dari data pemerintah Indoneisa sebesar USD 7,78 miliar karena memauskkan investasi minyak dan gas.
"Terkadang mudah untuk meremehkan peran luar biasa yang dimainkan AS dan telah dimainkan di Indonesia selama beberapa dekade," ujarnya.
Dalam pernyataan resminya Kadin AS dan AmCham Indonesia memberikan empat saran agar Indonesia semakin menarik bagi inveator asing, di antaranya adalah :
1. Melakukan konsultasi publik untuk menyusun regulasi, sehingga dapat menghaislkan regulasi yang lebih baik sekaligus menekan ongkos penyesuain dan penegakkan hukum.
2. Membuat badan pemerintah yang berdedikasi untuk menganalisis dampak regulasi, termasuk regulasi yang tumpang tindih.
3. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara badan-badan pemerintah. Masalah tersebut konsisten di semua industri.
4. Fokus pada tujuan jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia seringkali reaktif terhadap kebutuhan dan masalah yang ada.