London, Gatra.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyatakan hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan Rusia terlibat dalam demokrasi Inggris. Sehingga tidak diterbitkannya ataupun penundaan pemberian laporan tersebut untuk anggota parlemen atas dugaan tersebut.
"Sama sekali tidak ada bukti bahwa saya pernah melihat adanya campur tangan Rusia dalam proses demokrasi Inggris," kata Johnson seperti dilansir Reuters.
Menurutnya karena tidak ada bukti, maka PM Johnson menunda rilis laporan untuk dipublikasikan ke anggota parlemen hingga Pemilu 12 Desember mendatang. Johnson menyatakan itulah alasan penundaan rilis bukan karena ada yang ditutup-tutupi.
Pernyataan tersebut memicu kemarahan dari anggota Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris (ISC). Mereka menuding pemerintah menutupi keterlibatan Rusia dalam demokrasi Inggris. Ketua ISC sekaligus anggota politisi oposisi pemerintah, Dominic Grieve menuntut penjelasan yang lengkap dari Perdana Menteri Johnson.
"Badan intelijen Inggris telah mengindikasikan bahwa publikasi laporan tidak akan merusak kemampuan operasional. Oleh karenanya tak ada alasan untuk penundaan dan laporan harus diberikan kepada parlemen," tandasnya.