Jember, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi mengatakan, seni kebudayaan yang ditampilkan saat berkunjung ke Bali bukan identitas budaya yang sesungguhnya seperti Tari Kecak dan budaya lainnya yang sering ditonton wisatawan mancanegara maupun domestik.
"Di Indonesia ini, masyarakat adat yang tidak pernah mempertunjukkan kebudayaan aslinya seperti tari-tari ataupun tembang, berada di Bali. Jadi, selama ini yang kita sering lihat di Bali, hanya suatu kebudayaan yang memang diperuntukkan sebagai seni pertunjukan kepada publik," ujarnya saat ditemui di Jember, Jawa Timur, Rabu (20/11).
Rukka mengatakan, alasannya masyarakat adat Bali sangat menjaga ketat kebudayaan aslinya sebagai sesuatu yang sakral dan hanya dipraktekkan saat ritual tertentu. Bahkan tidak diizinkan menyaksikan kebudayaan asli masyarakat adat Bali karena alasan tersebut.
"Jadi jangan terlalu bangga ketika bilang kalau sudah lihat kebudayaan Bali, karena apa yang ditampilkan ke publik memang adalah seni pertunjukkan bukan aslinya. Kita saja tidak bisa masuk dan melihat langsung," pungkasnya.
Tidak hanya Bali, Rukka mengungkapkan Sumba juga menjaga kebudayaan aslinya yaitu Pasola dari publik dengan alasan yang sama. Selanjutnya, tarian yang ditampilkan oleh Sumba bukan kebudayaan aslinya, tetapi sebuah seni pertunjukkan.