Jakarta, Gatra.com - Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong membeberkan penyebab mengapa 33 investasi dari Cina tidak ada yang mampir ke Indonesia. Menurutnya, hal itu dikarenakan lambannya Indonesia dalam mengambil peluang investasi. Tidak seperti negara lainnya, Kamboja dan Vietnam cekatan dalam mengambil peluang investasi.
"Kenapa kita tertinggal dengan negara tetangga? Karena negara lain itu cekatan dan proaktif. Mereka semua keluar, keliling, mengundang investasi, bermitra dengan internasional, [melakukan] promosi investasi, hingga promosi ekspor ke mancanegara," katanya dalam acara Indonesia Economic Forum, di Jakarta, Rabu (20/11).
Oleh karena itu, ia meminta pelaku usaha dan pemerintah untuk dapat lebih cekatan dalam mengambil peluang, apabila suatu saat ada investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.
"Di mana saingan kita sudah duluan ke Eropa, Amerika, Tiongkok, India, Asia Selatan. Mereka menggarap peluang, bisnis, pasar. Jadi kita harus lebih cekatan dan proaktif keluar dan juga lebih terbuka mengundang mereka masuk ke sini," imbuh Thomas.
Selain itu, menurut Thomas, selama ini Indonesia hanya jago kandang. Hal tersebut terlihat dari banyaknya konflik pasar dalam negeri. Padahal, seharusnya pelaku usaha dalam negeri harus berusaha bersama agar dapat menembus pasar ekspor.
"Kita cenderung jago kandang. Kita sukanya berantem di dalam sementara negara saingan mengambil pasar di luar negeri," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta para pelaku usaha dan pemerintah menyamakan visi terlebih dulu agar produk Indonesia dapat menembus pasar luar negeri. Menurut Thomas, yang dibutuhkan Indonesia adalah reorientasi.