Batanghari, Gatra.com - Partai besutan Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin rupanya menjadi perahu politik terakhir M. Fadhil Arief dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Batanghari 2020-2024 mendatang.
"Kemungkinan PKB partai politik terakhir saya untuk mendapat perahu. Karena secara hitungan saya untuk perahu sudah cukup agar mendapatkan jumlah kuorum, mendapat tiket mendaftar di KPU Kabupaten Batanghari," ujar Fadhil dikonfirmasi Gatra.com, Selasa malam (19/11) usai pengembalian berkas formulir pendaftaran di Kantor DPC PKB Kabupaten Batanghari.
Ia berharap bersama PKB bisa menjadikan Kabupaten Batanghari sebagai tempat yang maslahat bagi seluruh umat dan memajukan kabupaten yang sama-sama dicintai masyarakat. Sebab secara partai politik Fadhil mengaku tidak begitu paham.
"Parpol ini jangan salah, kalau terlaku deras ke atas bisa melanting. Terima kasih PKB telah menerima saya di sini dan besok saya akan konsentrasi kembali terhadap pemilihan ini untuk bersosialisasi kepada masyarakat. Malam ini saya titipkan diri saya kepada ketua dan kawan-kawan PKB. Kalau ada hal yang ingin disampaikan kepada saya, silakan langsung hubungi saya," katanya.
Mantan Plt Sekda Batangahari ini berkata dirinya sama dengan APBD. Setiap langkah harus mempunyai perencanaan matang untuk mencapai tujuan. Tanpa perencanaan matang dan RAB politik yang tepat, kata Fadhil, perjuangan dan pengorbanan akan terasa sia-sia.
"Mohon maaf Pak Ketua, karena sudah biasa menyusun APBD. Kalau melangkah itu membuat perencanaan dan RAB. Walaupun RAB untuk Pilkada Batanghari ini diupdate terus. Rupanya ada saja biaya tambahan lain dan RAB Pilkada tidak bisa matinya. Makanya agak kurus sedikit," ucapnya.
Menurut Fadhil, untuk bermanfaat bagi orang banyak itu harus lelah tenaga dan pikiran serta pengorbanan. Sebab semua itu merupakan risiko petarung. Ia telah meneken fakta integritas dan akan mengikuti mekanisme PKB yang juga wajib diikuti semua Balon Bupati.
"Saya hobi membaca gestur orang walaupun tidak saya ungkapkan. Tapi di PKB malam ini terasa "Semut"-nya pandangan pengurus PKB dengan saya. Saya terlatih kalau di pemerintahan," katanya.
"Saya beberapa kali daftar ke partai selalu saya lihat, partai ini bakal dapat, partai ini bakal tidak dapat. Dari mukanya ketahuan. Sama dengan muka-muka wartawan, kalau ini muka aliansinya lain," katanya.
Fadhil bilang berbeda pandangan merupakan hak pribadi orang. Ide kreatif dan perbedaan harus dikelola agar mendatangkan kemaslahatan bagi umat. Ia bertekad akan mengubah perbedaan yang terjadi di Kabupaten Batangahari menjadi produktif.
"Perbedaan itu buka harus kita binasakan orang itu. Perbedaan itu akan membuat hidup ini indah. Itu yang harus kita ubah di Kabupaten Batanghari. Saya yakin PKB merasakan hal yang sama dengan saya. Karena Batanghari sama-sama kampung halaman kita, makanya judul saya balik kampung," ucapnya.
Fadhil berkata bahwa dulu berharap Ketua DPC PKB Kabupaten Batanghari, Elpisina memutuskan maju atau tidak dalam Pilkada Batanghari setelah bulan Januari.
"Namun karena makom Ketua PKB ini lebih tinggi dari saya, beliau lebih fokus ke DPRD Provinsi. Ini harus kita hormati bawa pilihan beliau akan menjadi kontribusi bagi Kabupaten Batanghari," katanya.
Ia juga bilang sebenarnya tidak pernah terpikir maju dalam Pilkada Kabupaten Batanghari. Tapi dari Januari sampai Mei 2019, banyak sahabat dan kerabat mendorong untuk maju. "Kemudian saya sampaikan, nanti kita tes sampai Desember 2019. Siapa yang paling layak dan punya nurani untuk memimpin Kabupaten Batanghari. itu yang kita dukung sama-sama, tidak musti saya," ujarnya.
Fadhil kemudian berkata Ketua DPC PKB Kabupaten Batanghari adalah anak yang soleh, sama seperti dirinya. Sebab salah satu faktor gagalnya Elpisina maju Pilkada karena tidak mendapat restu orang tua. "Saya kalau di posisi beliau juga tidak akan maju. Karena rida orang tua akan mempengaruhi kehidupan kita ke depan," ujarnya.