Palembang, Gatra.com – Atlet bowling Indonesia, Ryan Leonard Lalisang menargetkan akan terus mengejar perolehan nilai, terutama dari atlet Afrika Selatan, Francois Louw.
"Jumlah pin tidak terlalu jauh dari pemain Afrika Selatan, Francois Louw. Memang dia profesional, justru prestasinya harus jadi motivasi. Walaupun di setiap permainan ada keberuntungan, dan para pemain, tidak selalu bermain bagus juga saya," jelasnya, di Bowling Center Jakabaring, Palembang, Sumsel, Selasa (19/11).
Ryan yang menjadi perwakilan Indonesia di perhalatan internasional Bowling World Cup (BWC) 2019 55th Qubica AMF, mengaku kesulitan dalam mengarungi permainan menuju peringkat tiga besar, agar bisa lolos dari penyisihan.
Meskipun sering melakukan pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) di venue Bowling Center Jakabaring, ia mengaku sedikit sulit beradaptasi dengan standar BWC 2019.
"Tekat tiga besar paling, akan tapi BWC kali ini saya sedikit merasa kesulitan, yakni beradaptasi dari tingkat nyaman dan tidak nyaman, maka saya merasa agak kesulitan," ungkapnya. Atlet yang pernah meraih emas di Asian Games 2006 ini, merasa menekadkan diri terus berjuang.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/455779/olahraga/76-negara-akan-ikuti-kejuaraan-dunia-bowling-di-palembang
Permainan bowling juga permainan yang didukung faktor keburuntungan. Bisa jadi permainan pada hari ini akan lebih baik atau malah permainan ke esokkan harinya, lebih baik.
"Tapi kita tidak tahu hari ini main biasa, besok main bagus. Lumayan di hari kedua naik posisi enam, kemaren di permainan pertama posisi sembilan. Ini baru awal dan masih beradaptasi,” ucapnya.
Penyisihan pertandingan pertama hanya meloloskan 24 atlet, dan hasil akumulatif Ryan mencapai 1458, yang terpaut 380 pin dari posisi atas Francois Louw dengan total 1838. "Penyisihan dilakukan selama tiga hari, dari total enam games, setelah 24 peringkat kemudian berlanjut diambil 8 peringkat hingga terakhir 3 peringkat pemenang," tutupnya.
Reporter : Else