Solo, Gatra.com - Mahasiswi Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) Athalia Mutiara Laksmi membuat aplikasi bagi para tuli. Aplikasi itu membawa Athalia menjadi salah satu finalis ajang Diplomat Success Challenge (DSC) X di The Tjolomadoe, Karanganyar.
"Kalau aplikasinya masih dalam tahap uji coba. Ada beberapa penyempurnaan sebelum nantinya bisa di-download melalui smartphone," ujarnya, Rabu (20/11).
Konsep aplikasi 'Hear Me' ini menjembatani komunikasi para tuli dan masyarakat. "Bahasa isyarat untuk orang tuli ini sulit dipahami, apalagi terkadang kosakata di setiap daerah juga berbeda-beda," ujar Athalia.
Dengan aplikasi ini, mereka yang ingin berkomunikasi dengan teman tuli hanya perlu merekam suaranya. Secara otomatis, aplikasi tersebut dapat menerjemahkan ke bahasa isyarat dengan memunculkan gambar.
"Jadi pengguna tinggal menunjukkan gambar yang muncul pada teman tuli," ucapnya.
Aplikasi ini telah diujicoba pada 100 orang tuli. Melalui komunitas tuli, Athalia mendapat banyak masukan dan apresiasi atas inovasinya ini. "Banyak pula yang merasa puas dengan Hear Me ini," ujarnya.
Selanjutnya Athalia akan mengembangkan Hear Me. Saat ini aplikasi ini bersifat satu arah dari orang dengar ke teman tuli. Rencananya, dia akan menjadikan aplikasi itu dapat digunakan dua arah.
Selain itu, dia berencana mengembangkan aplikasi ini untuk daerah lain. Sebab Hear Me diciptakan berbasis ucapan di daerah asal Athalia, yakni Bandung.
"Padahal bahasa isyarat ini memiliki beberapa kosakata berbeda di masing-masing daerah. Terkadang Bandung berbeda dengan Jakarta, berbeda pula dengan Surabaya dan daerah lainnya. Makanya perlu pengembangan lebih luas," ucapnya.
Hadiah ajang Diplomat Success Challenge (DSC) X menjadi modal Athalia untuk menyempurnakan aplikasi ini. Dari audisi wirausaha ini, ia mendapat hadiah Rp 250 juta.
"Sebenarnya aplikasi ini akan beredar secara gratis. Namun ada beberapa kelengkapan fitur yang membuat aplikasi ini menjadi berbayar, yakni untuk fitur bahasa daerah," ucapnya.
Athalia menyatakan tak punya kemampuan untuk mengembangkan teknologi itu sendirian. "Makanya saya menggandeng salah satu perusahaan yang tertarik mengembangkan aplikasi ini bersama-sama," ucapnya.