Batam, Gatra.com - Diduga melakukan kegiatan tak biasa, Jajaran Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri menggerebek rumah di Perumahan Bambu Kuning Blok B27 No.21 Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (16/11).
Di sana petugas mengamankan seorang lelaki bernama Purwanto Alias Jimmy. Dia diduga akan mengirim TKI ilegal ke Malaysia.
Dari dalam rumah itu juga diamankan 7 wanita muda. Mereka inilah yang diduga akan dikirim ke Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKi) ilegal. Paspor dan identitas lainnya juga diamankan polisi.
Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, 7 perempuan muda yang berasal dari berbagai daerah itu sengaja ditampung di rumah Purwanto.
Terungkapnya kasus ini berawal dari informasi salah satu keluarga korban yang mengaku ada kerabatnya akan dikirim ke Malaysia.
Laporan awal yang diterima petugas kata Erlangga, para korban disekap di salah satu rumah yang ada di Batam. Berdasarkan informasi itulah Subdit III dan Subdit IV melakukan pengembangan.
"Saat ditemukan, korban kelihatan trauma lantaran sudah hampir seminggu dikurung di perumahan itu. Mereka tidak boleh berkomunikasi dengan keluarga dan warga sekitar," cerita Erlangga.
Adapun modus yang dipakai Purwanto kata Erlangga adalah mengiming-imingi korban bakal akan dipekerjakan di perusahaan yang ada di Malaysia dengan ganji besar.
Biar korban percaya, Purwanto membujuk para korban bahwa semua akomodasi hingga ke Malaysia ditanggung perusahaan yang akan mempekerjakan para korban.
"Korban sama sekali tidak dimintai uang lantaran semua ongkos sudah dibayarkan pelaku dan komplotannya. Nanti akomodasi itu akan diganti setelah korban tiba di lokasi penampungan yang ada di Malaysia," terangnya.
Erlangga merinci, Ketujuh korban tadi antara lain RB (18), RU (20) dan AL (39). Ketiganya asal Kupang, NTT. JH (25) dan KM (22) asal Sumba, IL (18) asal Manado dan ID (18) asal Ngawi, Jawa Timur.
"Personil Subdit III dan subdit IV juga sedang mengejar komplotan Jimmy. Mereka antara lain; J, Y dan K. Mereka berada di luar Batam," ujar Erlangga.