Purbalingga, Gatra.com - Sejak didirikan tahun 2018, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nangkod, Kecamatan Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah mulai mengembangkan lima unit usaha. Seluruh jenis usaha disesuaikan dengan potensi yang ada di desa tersebut.
Ketua BUMDes Al Falah, Kismo Hari Nugroho mengatakan, usaha yang dikembangkan antara lain pengelolaan air bersih, produksi pupuk organik, perkebunan buah, peternakan kambing dan sapi serta pengelolaan produk makanan ringan (UMKM). Seluruh usaha tersebut mendapatkan modal sebesar Rp150 juta yang bersumber dari Dana Desa.
"Untuk realisasi (dana desa) tahun 2019, pengelolaan air bersih sekitar Rp43 juta untuk membangun sarana air, pupuk organik modalnya Rp60 juta, kebun buah Rp43 juta. Sedangkan untuk kambing hanya Rp15 juta. Untuk pengembangan ternak kambing dan sapi belum berjalan, karena masih membutuhkan tambahan modal," ujarnya, Selasa (19/11).
Kismo merinci, sub unit pupuk organik dikelola 1 orang, kebun buah 1 orang, peternakan 1 orang, serta pengelolaan makanan ringan 4 orang. Pengelolaan air bersih kini dikelola tiga orang anggota. Mereka melayani 80 kepala keluarga di wilayah RT 1 RW 5 Desa Nangkod.
Khusus untuk produk makanan ringan, lanjut Kismo, tidak membutuhkan banyak modal. Selain karena usaha ini masih bersifat rintisan, BUMDes Al Falah juga hanya membantu pengemasan dan pemasaran produk industri rumahan yang warga setempat.
"(Produknya) Ada banyak. Contohnya ya rengginang dan loyang. Loyang itu sejenis tiwul atau nasik oyek yang dikeringkan. Nanti tinggal dimasak dengan sedikit tambahan air," jelasnya.
Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat desa Nangkod memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Selain ternak sapi dan kambing, tanaman singkong merupakan komoditas utama desa tersebut.
"Karena cukup banyak, singkong ini kemudian diolah menjadi makanan ringan agar memiliki nilai jual," katanya.
Kepala Desa Nangkod, Sahlan menuturkan, ide untuk mendirikan BUMDes ini datang dari tokoh masyarakat. Mereka meminta dana desa tidak hanya dihabiskan untuk infrastruktur.
"Barangkali ke depannya tidak ada dana stimulan lagi, akhirnya kita buat saja BUMDes. Sekalian untuk memberdayakan perekonomian masyarakat," ujarnya.
Ketua BUMDes Al Falah, Kismo Hari Nugroho mengatakan, usaha yang dikembangkan antara lain pengelolaan air bersih, produksi pupuk organik, perkebunan buah, peternakan kambing dan sapi serta pengelolaan produk makanan ringan (UMKM). Seluruh usaha tersebut mendapatkan modal sebesar Rp150 juta yang bersumber dari Dana Desa.
"Untuk realisasi (dana desa) tahun 2019, pengelolaan air bersih sekitar Rp43 juta untuk membangun sarana air, pupuk organik modalnya Rp60 juta, kebun buah Rp43 juta. Sedangkan untuk kambing hanya Rp15 juta. Untuk pengembangan ternak kambing dan sapi belum berjalan, karena masih membutuhkan tambahan modal," ujarnya, Selasa (19/11).
Kismo merinci, sub unit pupuk organik dikelola 1 orang, kebun buah 1 orang, peternakan 1 orang, serta pengelolaan makanan ringan 4 orang. Pengelolaan air bersih kini dikelola tiga orang anggota. Mereka melayani 80 kepala keluarga di wilayah RT 1 RW 5 Desa Nangkod.
Khusus untuk produk makanan ringan, lanjut Kismo, tidak membutuhkan banyak modal. Selain karena usaha ini masih bersifat rintisan, BUMDes Al Falah juga hanya membantu pengemasan dan pemasaran produk industri rumahan yang warga setempat.
"(Produknya) Ada banyak. Contohnya ya rengginang dan loyang. Loyang itu sejenis tiwul atau nasik oyek yang dikeringkan. Nanti tinggal dimasak dengan sedikit tambahan air," jelasnya.
Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat desa Nangkod memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Selain ternak sapi dan kambing, tanaman singkong merupakan komoditas utama desa tersebut.
"Karena cukup banyak, singkong ini kemudian diolah menjadi makanan ringan agar memiliki nilai jual," katanya.
Kepala Desa Nangkod, Sahlan menuturkan, ide untuk mendirikan BUMDes ini datang dari tokoh masyarakat. Mereka meminta dana desa tidak hanya dihabiskan untuk infrastruktur.
"Barangkali ke depannya tidak ada dana stimulan lagi, akhirnya kita buat saja BUMDes. Sekalian untuk memberdayakan perekonomian masyarakat," ujarnya.