Jakarta, Gatra.com - Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar menjadi yang ditunggu-tunggu. Dua calon ketua umum (caketum) terus panas menjelang Munas.
Namun, politisi senior partai Golkar, Fahmi Idris tidak setuju jika Munas berakhir dengan aklamasi. Karena menurutnya biarkan saja pemilik hak suara menentukan pilihannya.
"Saya termasuk yang kurang setuju pada aklamasi. Biarkan saja yang memilih calonnya dan bebas saja. Saya termasuk yang kurang setuju lah. Tapi kan saya tidak bisa menentang," ujar Fahmi saat ditemui wartawan usai diskusi publik di Jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (19/11).
Karena menurutnya, kedua caketum itu mempunyai konsepnya masing-masing. Dan yang terpenting adalah keduanya ingin memajukan partai berlambang pohon beringin itu.
"Kedua-duanya punya konsep. Di samping punya konsep, keduanya punya kemampuan untuk memajukan partai Golkar," ucapnya.
Meski tak setuju dengan adanya aklamasi, namun tetap aklamasi mengarah pada Airlangga. Menurut Fahmi, jika demikian, maka akan ada saling klaim antar keduanya.
"Ya kalau beranggapan begitu, ya tanyakan saja kepada dia [Airlangga], kemungkinan juga benar. Sebaliknya dari pihak saudara Bamsoet juga berpikir hal yang sama mengenai hal itu," pungkasnya.