Jakarta, Gatra.com - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengungkapkan, lebih dari 90 persen negara-negara di dunia tengah saat ini mengalami perlambatan ekonomi, karena tekanan ekonomi yang akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.
"Slower growth akan terjadi di lebih dari 90 negara di dunia. Bayangkan, hampir semua negara mengalami pertumbuhan yang melambat. IMF menyebut ekonomi global is in synchronize slow down," kata Menlu dalam rapat kerja nasional Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Indonesia bidang Hubungan Internasional, di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (19/11).
Retno menjelaskan, hingga akhir tahun ini saja, perlaambatan ekonomi dunia diperkirakan hanya akan mengalami pertumbuhan 3,2 persen saja. Meski, kemungkinan juga pertumbuhan ekonomi dunia dapat tumbuh lebih tinggi, yang mencapai 3,5 persen.
Retno mengutip perkataan Managing Director (MD) IMF, Kristalina Georgieva, bahwa ekonomi dapat tumbuh manakala terjadi kondisi dunia yang membaik. Baik dari segi ekonomi, maupun dari segi kondisi geopolitik yang saat ini juga sedang tidak stabil.
"Laporan dari IMF menyebut terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Petumbuhan ekonomi dunia terendah, sejak terjadi krisis forkes. Pertumbuhan untuk 2019 diperkirakan 3,2 persen. Untuk 2020 bisa ada kenaikan 3,5 persen. Tapi sekali lagi, ini tergantung situasi dunia," katanya.
Sebaliknya, lanjut Menlu jika perang dagang antara AS-Cina tak kunjung reda dan kondisi politik global semakin runyam, akan membuat perekonomian dunia bertambah suram. Begitupun dengan kondisi ekonomi Indonesia, yang akan selalu mengikuti kondisi ekonomi global, meski perlambatan di Indonesia tidak berlangsung secara drastis.