Pekanbaru, Gatra.com -- Tingginya angka kerusakan jalan di Riau, bukan hanya di sebabkan oleh mobilitas truk over dimensi over load (odol). Anggota Komisi VI DPR RI, Syahrul Aidi, mengungkapkan kerusakan jalan di Provinsi Riau juga dipicu oleh aktivitas truk yang melewati jalur yang tidak semestinya.
"Kalau pun truk ODOL itu kemudian menjadi standar. Sementara melewati provinsi atau kabupaten tetap jadi masalah, " ungkapnya kepada Gatra.com dihubungi dari Pekanbaru, Senin (18/11).
Ia melanjutkan, bila truk logistik tersebut mengangkut minyak sawit atau CPO, maka sudah seharusnya melewati jalan nasional. Kata Syahrul, hal tersebut untuk meredam gejolak hubungan pusat-daerah.
"Riau itu kan tidak dapat apa-apa dari CPO. Pajaknya itu kan langsung dipungut Jakarta. Oleh karena itu dalam hearing dengan Kementrian Perhubungan kita minta agar instansi tersebut merekomendasikan truk angkut CPO lewat jalan nasional," tekannya.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, jalan umum secara administrasi memang
dikelompokkan sebagai berikut: Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Kota, dan Jalan Desa.
Politisi PKS itu menambahkan, selain perlunya pengaturan rute angkutan logistik, khususnya CPO. Tindakan lain juga perlu dilakukan, seperti meminta ketegasan asosiasi pengusaha angkutan logistik agar mematuhi batas muatan yang boleh diangkut.
"Kemarin asosiasi pengusaha angkutan logistik sudah bertemu, Dan mereka menyanggupi memotong tangki agar kembali normal."
Sementara itu data Dinas PUPR Riau untuk tahun 2017 menyebutkan, panjang jalan provinsi yang rusak ringan di Riau mencapai 401,50 kilometer dan rusak berat 648,68 kilometer.
Sebelumnya, Anggota DPR RI lainya, Abdul Wahid, mengungkapkan perlunya penyamaan persepsi birokrasi antar daerah, untuk meredam kerusakan Jalan di daerah. Tanpa persepsi yang sama, maka upaya meredam mobilitas angkutan logistik yang membandel bakal sulit.
"Banyak pengusaha jasa angkutan logistik yang nakal. Mereka beroperasi di Riau meski berasal dari luar daerah. Ini tentu menjadi tanda tanya, kok bisa truk-truknya lolos uji KIR," katanya kepada Gatra.com.