
Slawi, Gatra.com - Penggunaan Dana Desa di Kabupaten Tegal belum terlalu berdampak pada perekonomian masyarakat di desa. Pemerintah desa diminta mulai memfokuskan penggunaannya untuk pemberdayaan masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Disparmasdes) Kabupaten Tegal Prasetyawan mengatakan, sejak 2015 penggunaan Dana Desa masih difokuskan pada pembangunan infrastruktur sehingga dampak pada peningkatan perekonomian masyarakat di desa masih kecil.
"Dampak ke ekonomi sudah kelihatan, ada, hanya saja masih belum signifikan. Misalnya dari proyek padat karya," kata Prasetyawan kepada Gatra.com, Senin (18/11).
Prasetyawan mengemukakan, mulai 2020, pihaknya akan meminta seluruh pemerintah desa lebih memfokuskan penggunaan Dana Desa untuk kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan ibu-ibu dan anak muda.
Dengan begitu, Prasetyawan berharap dampak penggunaan Dana Desa terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga akan lebih signifikan.
"Pada tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, prosentase penggunaannya rata-rata 70 persen untuk? infrastruktur dan 30 persen untuk pemberdayaan masyarakat. Mulai 2020, fokusnya kami geser untuk pemberdayaan masyarakat. Paling tidak 50 sampai 60 persen untuk pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Pengecualian, lanjut Prasetyawan, untuk desa-desa yang infrastrukturnya masih tertinggal. Pemkab tidak bisa memaksakan penggunaan dana desanya lebih banyak untuk kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat.
"Untuk desa-desa yang secara infrastruktur masih tertinggal dengan desa-desa lain kami toleransi jika fokus penggunaannya masih untuk infrastruktur," ujarnya.
Di Kabupaten Tegal, terdapat 281 desa yang mendapat gelontoran Dana Desa sejak 2015. Khusus pada tahun ini, total Dana Desa yang diterima mencapai Rp340,9 miliar.