Padang, Gatra.com - Kemunduran sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sumatra Barat (Sumbar) mendapat respon dari Faldo Maldini. Terutama untuk menjawab adanya isu pendeklarasiannya sebagai Ketua DPW PSI Sumbar menjadi pemicu kemunduran kader tersebut.
Menurut mantan Juru Bicara Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 itu, meninggalkan partai yang tidak ada kursi di panggung DPR memang gampang. Namun, apabila PSI sudah mendapatkan kekuasaan, semuanya pasti akan datang mengerubungi. Baginya, hal itu lumrah terjadi dan tidak bisa disalahkan.
"Coba kalau ada kekuasaan, semuanya datang mengerubung. Kita tidak bisa salahkan. Itu realitas politik. Tugas saya, tetap jalan. Orang bisa datang dan pergi, tapi yang kami bangun sistem kerja. Partai yang siapapun pimpinannya bisa bergerak sampai ke akar rumput, data driven, micro targeting, dan lain-lain," kata Faldo saat dihubungi, Sabtu (16/11) malam.
Dari pengakuan Faldo, sejak awal ia mendapat amanat dari DPP PSI untuk melakukan restrukturisasi, meskipun pun masih belajar banyak tentang PSI. Maka untuk itu, politisi muda asal Nagari Tapan Pesisir Selatan tersebut membuka dialog bagi siapa pun, termasuk bagi kader-kader PSI.
Selain itu, mantan Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengakui, bahwa ada yang tidak bisa menerima munculnya Sumangaik Baru yang diusungnya. Namun sekali lagi ia menegaskan, kebaruan tidak bisa dihentikan atau dihindari. Baginya, semuanya harus siap bergerak untuk menuju perubahan.
Ia menyadari bahwa masih banyak kader yang sulit menerima kehadirannya. Apalagi ia memang masih belajar di lingkungan PSI. Kendati begitu, ia tetap optimis menyongsong Sumangaik Baru untuk menuju Pemilihan Gubernur 2020 mendatang. Sebab, menurutnya masih banyak orang idealis yang masih bertahan untuk mendukungnya.
"Maka yang mau dialog, saya datangi semua. Kalau ada yang tidak suka kehadiran saya, mohon maaf sebesar-besarnya, sudah membuat terusik. Saya tidak bermaksud, maksud saya cuma bekerja dan memberi manfaat untuk orang banyak di kampung halaman," ujarnya.
Sebelumnya, ada sejumlah kader PSI Sumbar mundur, yakni Ketua Bapilu DPW PSI Sumbar, Medo Fernando dan Bendahara PSI Sumbar, Ria Muthiara serta Ketua DPD PSI Padang juga telah menyatakan pengunduran diri ke DPW PSI Sumbar. Dengan alasan merasa tidak lagi sejalan dalam satu visi dengan PSI.
Mantan Ketua DPD PSI Padang, Yunando menyebutkan, salah satu kebijakan yang tidak disetujuinya terkait pemasangan baliho Faldo Maldini dengan jargon 'Sumangaik Baru'. Pasalnya, pemasangan spanduk itu dilakukan partai tanpa adanya koordinasi dengan kader di Sumbar terlebih dahulu.