Jakarta, Gatra.com - Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI), Muhammad Nuh, mengatakan, pihaknya menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp50 miliar melalui instrumen cash wakaf linked sukuk pada akhir tahun 2019 ini.
"Alhamdulillah sudah terkumpul Rp30 miliar. Kita tanggal 12-13 Desember ada rakornas BWI. BWI provinsi kita undang semua dan kita beri pembekalan dan seterusnya, mudah-mudahan sudah dapat 50 miliar," tuturnya kepada Gatra.com di Jakarta, Jumat malam (15/11).
Nuh mengatakan, instrumen cash wakaf linked sukuk sudah ada sejak Oktober 2018 lalu yang diluncurkan dalam Pertemuan Tahunan Dana Moter Internasional/IMF-Bank Dunia di Bali.
"Paling aman kita belikan sukuk, enggak akan hilang ini [harta wakaf]. Setiap bulan saya dapat kuponnya atau hasilnya, nanti untuk penerima manfaat," ujarnya.
Menurutnya, instrumen tersebut bebas pajak, sehingga memberikan imbal hasil lebih tinggi dari deposito. Selain itu, instrumen ini lebih fleksibel karena tidak ada batasan nominal sebagaimana wakaf tanah.
"Kalau saya dapat kupon, larinya ke sini juga [Indonesia]. Kalau yang beli orang luar, larinya keluar. Kalian kalau beli ke sini [cash wakaf] uangnya ke isni. Kata kuncinya bangun kesadaran baru bahwa wakaf sebagai new lifetyle," ujarnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan, Indonesia merupakan penerbit sukuk terbesar, namun kebanyakan pembelinya masih orang asing.
"Kami mengajak orang Indonesia agar partisipasinya semakin meningkat," terang Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia tersebut di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (14/11).