Jakarta, Gatra.com - Badan Informasi Geospasial menyebutkan terdapat 9 titik permasalahan perbatasan atau Outstanding Boundary Problems (OBP) diantara Indonesia dan Malaysia.
Kepala pusat pemetaan batas wilayah Badan Informasi Geospasial (BIG) Ade Komara mengatakan pihaknya fokus di lima OBP yang berada di sektor timur.
"Dua sudah selesai, artinya kita tidak perlu survei lapangan lagi yang akan ditandatangani minggu depan. Kemudian Sebatik itu sedang dan masih dilakukan survei sampai dengan akhir tahun ini, tinggal mengukur koordinat yang baru," kata Ade usai diskusi di kawasan Menteng Jakarta, Sabtu (16/11).
Ade menjelaskan sektor Sebatik masih dilakukan survei karena pilar yang baru sudah dibangun bersama Malaysia dan sudah disepakti.
“Jadi relatif mudah tapi lebih sulit dari yang dua tadi (Simantipal dan c500 c600). Yang paling sulit memang sungai Silapat di Kalimantan Utara juga," jelas Ade.
Ade menambahkan penyelasian bertahap memang harus dilakukan mulai dari survei di lapangan untuk menentukan ujung selatan dari daerah aliran sungai Silapat.
"Tergantung koordinat ujung paling selatan itu dia akan masuk wilayah Indonesia atau wilayah Malaysia. Tapi kriteria metodologi surveinya telah disepakati bersama-sama tinggal melaksakanannya dan kedua negara harus siap dengan apapun hasilnya yang sudah disepakati," katanya.
"Kita sudah nelakukan langkah-langkah antisipasi agar nanti hasil surveinya itu bisa menjadi hasil yang win-win solution kedua negara," tambahnya.