Pyongyang, Gatra.com - Korea Utara dan Korea Selatan kembali berselisih terkait dengan perbaikan destinasi wisata Gunung Kumgang. Kedua negara memiliki pandangan berbeda tentang cara membahas revitalisasi tempat wisata tersebut.
Korea Selatan meminta untuk mengadakan diskusi dalam membahas Gunung Kumgang. Namun, Korea Utara menolaknya dan mengajukan untuk menyelesaikan perselisihan itu secara tertulis saja. Diketahui, jika Korsel tetap bersikeras mengadakan dialog, Korut akan mencabut hak Korsel dengan menyingkirkan aset yang ada di Gunung Kumgang.
Baca Juga: Kim Jong Un Minta Destinasi Wisata Gunung Kumgang Diperbaiki
"Kami mengirim ultimatum pada 11 November, bahwa jika pihak berwenang Korea Selatan terus menuntut klaim yang sia-sia, kami akan menganggapnya sebagai meninggalkan aset. Kami lalu akan mengambil langkah tegas untuk secara sepihak menghapusnya," kata Presiden Korut, Kim Jong Un, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/11).
Gunung Kumgang berlokasi tepat melewati perbatasan demilitarized zone (DMZ) yang memisahkan Korut-Korsel. Gunung itu menjadi proyek ekonomi bersama kedua negara pula. Terlebih di sana ada kawasan industri Kaesong. Destinasi itu juga menjadi penanda penyesuaian kedua negara yang telah puluhan tahun bersitegang usai Perang Korea pada 1950an.
Kim menyebut aset yang dibangun Korea Selatan itu sudah terlihat lusuh karena telah di sana lebih dari satu dekade. Kim meminta pihak Korsel untuk merevitalisasi destinasi wisata itu menjadi tempat yang modern.
Baca Juga: Diduga Bunuh 16 Nelayan, Korsel Deportasi 2 Warga Korut
Sejak 2008, memang sudah tak ada lagi rombongan tur wisata Korsel ke sana. Ini terjadi sesudah seorang turis asal Korsel ditembak oleh tentara Korut. Padahal lokasi itu dulu bisa menjadi tempat berlangsungnya peristiwa yang jarang terjadi, seperti reuni keluarga dari kedua negara yang dipisahkan oleh perang.
Namun, Kim mengatakan bahwa keliru jika Gunung Kumgang dipandang sebagai simbol hubungan Utara-Selatan. Kata dia, resor itu adalah tanah Korea Utara dan pariwisata di sana tidak boleh berada di bawah kendali Korea Selatan.
Sektor pariwisata memang menjadi industri utama yang diandalkan pemerintahan Kim untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, sektor tersebut bebas tak terpengaruh dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat.