Jakarta, Gatra.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Riyono, mengatakan, pihaknya memutahirkan bahwa gempa bumi yang berpusat pada137 kilometer Barat Laut Jailolo, Maluku Utara (Malut), pada pukul 23:17:43 WIB, Kamis malam (14/11), magnitudonya 7,1.
Rahmat kepada wartawan pada Jumat dinihari (15/11), mengatakan bahwa awalnya BMKG melansir magnitudo kekuatan gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami di Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut) itu sebesar 7,4.
"Ada perubahan magnitudo, 7,1 kemudian kedalaman dangkal," ujarnya.?? Menurut Rahmat, guncangan paling keras dirasakan di Bitung, Sulut yakni intensitas 5 MMI. Sedangkan di Ternate 3 MMI.
"Intensitas guncangan maksimum di Bitung dengan 5 MMI dan di Manado juga dirasakan cukup kuat dan di Ternate. Dengan adanya Intensitas 5, itu kalau bangunan tidak kuat mungkin ada kerusakan di sekitar daerah Bitung," ujarnya.
Sedangkan saat disoal kapan peringatan dini potensi akan diakhiri, Rahmat menyampaikan, bahwa pihaknya masih memonitor perkembangan perairan wilayah Sulut, Ternate, dan sekitarnya.
"Kita kan ada delay waktu data yang masuk ke kami, tentunya kami harus hati-hati untuk membaca hasilnya, walaupun hanya hitungannya beberapa centi, namun kita harus hati-hati dan kita cermati. Dan kalau tidak signifikan, yang jelas data kami sementara ini hanya 10 cm, tapi kita akan coba melihat di lokasi yang lain," ujarnya.
Setelah gempa magnitudo 7,1 tersebut, setidaknya sudah terjadi 16 kali gempa susulan. Adapun gempa susulan terkuat yakni magnitudo 5,1. Sedangkan soal BMKG tidak memberikan warning potensi tsunami untuk wilayah Ternate karena setelah dimutakhirkan, magnitudo gempa hanya 7,1.