Banyumas, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa tengah mentarget seluruh desa di wilayah ini bebas buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) pada 2020.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Banyumas, Agus Nugroho optimis target ini bakal tercapai. Pasalnya, saat ini sebanyak 218 Desa dinyatakan ODF dan 26 Desa sudah dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Sedangkan untuk skala kecamatan, sudah ada delapan kecamatan yang ODF yakni Kecamatan Somagede, Sumpiuh, Wangon, Lumbir, Gemelar, Jatilawang dan Cilongok. Satu kecamatan lainnya STBM, yaitu Kecamatan Tambak.
“Untuk mewujudkan Banyumas 100% ODF pada 2020 mendatang. Perlu diwujudkan sanitasi yang baik dan sehat melalui program STBM. Dibutuhkan sinergitas seluruh mitra terkait bersama masyarakat untuk mencapai Banyumas 100 ODF pada 2020 mendatang. Hal ini agar strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif bisa sistematis dan berkelanjutan,” katanya.
Ia mengatakan, program STBM adalah wujud komitmen pemerintah untuk mencapai program nasional yaitu akses universal 100-0-100. 100 persen air minum, 0 persen lingkungan kumuh dan 100 persen stop bebas buang air besar sembarangan.
Menurut dia, saat ini Dinas Kesehatan Banyumas gencar melakukan advokasi desa dan kecamatan agar mempercepat capaian desa dan kecamatan bebas ODF hingga 2020 mendatang.
“Pada akhir tahun kami akan menverifikasi beberapa desa, untuk mencapai target 92% dan sisanya tahun 2020,” tandasnya.
Agus mengemukakan, kegiatan STBM bisa meningkatkan kesadaran dan memberdayakan masyarakat. Terutama untuk mengubah perilaku dari buang air besar sembarangan menjadi buang air besar di jamban sehat.
Untuk mencapai target itu, dinas kesehatan juga menggandeng pihak terkait lainnya, seperti Dinas Perikanan Banyumas. Pasalnya, masih banyak ditemui warga yang buang air besar di kolam. Alasannya, sebagai makanan tambahan ikan.
“Hal ini karena ada anggapan masyarakat kotoran bisa mengurangi biaya untuk makan ikan. Padahal mereka tidak mau makan ikan yang berada di kolamnya karena memakan kotoran. Ini yang terus di advokasi,” ujarnya.