Purbalingga, Gatra.com – Tim Jejaring Keamanan Pangan Terpadu (JKPT) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah kembali menemukan makanan yang mengandung zat berbahaya yakni Rhodamin B, usai menemukan makanan mengandung formalin, Selasa kemarin.
Saat ini, JKPT mendapati enam sampel makanan yang positif mengadung Rhodamin B di Pasar Manis, Karangmoncol, Kamis (14/11).
Kasi Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Purbalingga, Suyono mengatakan, enam sampel yang makanan yang mengandung Rhodamin B meliputi Kerupuk Semier yang terbuat dari singkong, kerupuk canthir, kerupuk canthir yang sudah diolah, kerupuk air mancur, kerupuk bawang, dan donat kering.
Dalam pemantauan keamanan pangan tersebut, Tim JKPT Purbalingga tidak hanya memeriksa makanan yang diduga mengandung Rhodamin B, tetapi juga memeriksa beberapa makanan yang diduga menggunakan formalin atau boraks.
“Namun dari hasil uji sampel untuk kikil dan beberapa jenis ikan yang diperiksa, semuanya negatif dari bahan berbahaya. Tidak adanya kandungan formalinnya,” katanya, dalam keterangannya kepada Gatra.com, Kamis malam.
Atas temuan ini, langkah pertama yang dilakukan yakni pembinaan masyarakat dan pedagang pasar agar tidak menjual barang dagangan yang terbukti mengandung zat berbahaya. Kedua, DKPP Purbalingga memberikan edukasi dan sosialisasi keamanan pangan untuk warga melalui PKK dan melalui sekolah.
“Selanjutnya hasil temuan ini kita laporkan kepada bupati karena kami tidak mempunyai kewenangan untuk menyita barang itu. Terkait kewenangan, kalau sudah ada perda yakni Satpol PP. Kalau yang belum ada Perda-nya berhak menyita Balai POM," tuturnya.
Suyono menuturkan, ada beberapa pedagang yang belum mengetahui kandungan bahan pangan yang ada dalam produk makanan yang dijualnya. Hal ini menjadi salah satu tugas Tim JKPT Purbalingga untuk memberitahukan dan membina para pedagang. Hal ini agar tidak lagi menjual makanan yang mengandung zat berbahaya apabila dikonsumsi.
“Kenapa demikian, karena menurut Kemenkes, kematian sekarang banyak disebabkan karena mengkonsumsi bahan yang berbahaya seperti bakso yang mengandung boraks, kerupuk yang mengandung pewarna tekstil, dan masih banyak lagi,” tandasnya.
Ia berharap, masyarakat semakin bijak dan cerdas dalam mengonsumsi makanan yang sehat demi kesehatan diri. Bahkan sejak kecil, anak-anak dikenalkan untuk mengonsumsi makanan sehat. Terlebih sebagai penerus bangsa, sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
“Anak-anak itu kan sebagai generasi penerus bangsa, supaya generasi yang akan datang manusianya sehat dan cerdas,” ucapnya.