Jakarta, Gatra.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengecam dengan keras agresi militer yang dilancarkan Israel ke Palestina menjelang musim dingin. Dewan Pembina ACT Syuhelmaidi Syukur mengatakan bahwa agresi militer Israel bukan hanya kejahatan terhadap manusia, tetapi juga sejarah dan lingkungan.
Syuhelmaidi mengatakan bahwa agresi militer yang terjadi saat ini di jalur Gaza, telah melanggar Hak Asasi Manusia. "Membunuh dan menembaki warga Palestina hanya karena rasa ketidaksukaan mereka," kata Syuhelmaidi saat konferensi pers ACT di Jakarta (14/11).
Selain itu, ia menambahkan, rumah-rumah warga yang bermukim di jalur Gaza dihancurkan dengan menggunakan buldozer. Ironisnya, sambung Syuhelmaidi, para korban yang rumahnya dihancurkan justru dituntut untuk membayar ongkos buldozer tersebut.
"Juga kekerasan terhadap tumbuh-tumbuhan. Pohon zaitun, yang merupakan sumber mata pencaharian warga Palestina, dipotongi Israel," tambahnya.
Menurut laporan Al Jazeera yang diungkapkan ACT menyebut bahwa serangan agresi militer Israel telah menyebabkan 32 orang meninggal dunia sementara lebih dari 82 jiwa menderita luka berat dan ringan di sejumlah wilayah Gaza.
ACT juga terus mendorong bantuan secara masif baik medis maupun santunan ke Palestina. ACT juga mengajak semua elemen masyarakat untuk ikut serta membantu dan menyumbang atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi di jalur Gaza.