Jakarta, Gatra.com - Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sondang Martha menyatakan angka literasi keuangan mengalami peningkatan 8,33 persen dan 8,39 persen pada inklusi dibanding periode sebelumnya, sebagaimana dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019 menunjukkan literasi keuangan pada perempuan mencapai 36,13 persen dan inklusi keuangannya sebesar 75,15 persen.
"Peningkatan ini tidak terlepas dari kerja keras dan kolaborasi antara pemerintah, OJK, dan kementerian dan lembaga untuk edukasi tentang literasi maupun inklusi keuangan pada perempuan. Meski angka ini lebih kecil dari laki-laki dimana literasinya sebesar 39,94 persen dan inklusi keuangan di angka 77,24 persen, tetapi setidaknya perempuan juga sudah paham akan kedua hal tersebut," kata Sondang di Kementerian PP-PA, Jakarta Pusat, Kamis (14/11).
Sondang mengatakan memang masih perlu pelatihan dan sosialisasi kepada perempuan di Indonesia, Karena sebagian besar dari perempuan khususnya ibu rumah tangga, menganggap dirinya sudah paham tentang perencanaan keuangan secara detail, namun ternyata hanya mengerti di permukaannya saja.
"Pelatihan dan sosialisasi dibutuhkan terus menerus untuk diajarkan khususnya tentang perencanaan dan menghasilkan keuangan. Apalagi sekarang sudah masuk di era 4.0, tentu perlu peningkatan pengetahuan tentang ekonomi untuk menambah pundi-pundi keuangan," katanya.
Sondang menuturkan berdasarkan pengalamannya berkunjung serta berbincang dengan perempuan di Indonesia, sebagian besar dari mereka mengaku sudah paham keuangan namun tidak paham mengaturnya karena banyak kebutuhan hidup.
“Perempuan Indonesia masih sering tergiur investasi bohong akibat kurangnya pemahaman tentang literasi dan inklusi keuangan,” katanya.