Jakarta, Gatra.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyebut tingkat pendidikan rendah masih menjadi masalah bagi angkatan kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, jumlah angakatan kerja Indonesia sebanyak 133 juta orang. Dari jumlah itu, sebesar 58% berpendidikan di bawah SMP.
Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan, Khairul Anwar menjelaskan, untuk mengantisipasi tingkat pengangguran akibat pendidikan rendah, Kemnaker punya beberapa kebijakan. Pertama, memfasilitasi pelatihan kerja bagi masyarakat berpendidikan rendah.
"Kami memberikan fasilitas pelatihan kepada masyarakat lewat Balai Latihan Kerja (BLK), termasuk mereka yang berpendidikan rendah untuk dipersiapkan masuk ke pasar kerja," kata Khairul saat menghadiri acara diskusi di Jakarta, Kamis (14/11).
Kedua, lanjut Khairul, Kemnaker mendorong masyarakat untuk mandiri secara ekonomi. Masyarakat diberikan pelatihan kewirausaha agar mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain.
"Jadi dua sasaran program kami, baik itu melalui program pelatihan maupun perdagangan ini yang kita dorong skemanya," ujarnya.
Khairul mengatakan, kebijakan ketiga adalah program pemagangan. Kemnaker sejauh ini telah bekerjasama dengan banyak industri untuk program magang. Jadi angkatan kerja berpendidikan rendah difasilitasi untuk magang di berbagai perusahaan.
"Jadi untuk meningkatkan kompetensi masyarakat itu tidak hanya lewat sektor pendidikan formal saja, melalui pendidikan magang juga bisa. Jadi magang di industri ya," katanya.