Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan, potensi industri halal ke depannya masih sangat besar. Untuk itu diminta kepada pemerintah meningkatkan industri halal Indonesia, agar tidak tertinggal dari negara-negara lainnya.

Menurut Perry, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sehingga, pasar dalam negeri untuk industri halal sudah sangat menjanjikan, terlebih saat Indonesia juga sanggup melakukan ekspor produk-produk halal ke luar negeri.

Perry menyebutkan peluang industri halal untuk berkembang saat ini semakin besar. Indonesia harus memanfaatkan peluang ini, jangan sampai tertinggal oleh negara lain.

"Potensi pengembangan sektor usaha berbasis syariah serta halal telah menjadi pilihan gaya hidup baik bagi muslim maupun non-muslim," katanya di acara INHALIFE Conference di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (14/11). 

Perry mengingatkan jika Indonesia ingin fokus meningkatkan industri halal, harus siap terlebih dulu dengan berbagai macam tantangan di sektor tersebut. Misalnya saja, kesiapan perangkat digitalisasi, perlunya konvergensi internasional, tata kelola industri halal serta regulasi yang tepat untuk pengembangan industri halal.

"Termasuk mekanisme pembiayaan syariah yang dapat dipertanggungjawabkan dan selalu berusaha menghasilkan barang dan jasa yang halal," imbuh Perry.

Semetara itu, Bos BI itu mengungkapkan, pada tahun 2023 nanti, industri makanan halal akan bernilai US$1,8 triliun. Sedangkan untuk industri pariwisata halal akan bernilai US$274 miliar, dan industri mode halal akan bernilai US$361 miliar.

Tingginya peningkatan industri halal dunia, tambah Perry, salah satunya disebabkan oleh penduduk muslim yang semakin bertambah tiap tahunnya. Bahkan di tahun yang sama, penduduk muslim akan mengalami peningkatan jumlah sebanyak 1,84 miliar atau sekitar 24,4 persen dari populasi dunia.