Jakarta, Gatra.com - Ketua Badan Wakaf Indonesia, Muhammad Nuh mengatakan, tengah menyasar kalangan milenial untuk terjun dalam gerakan wakaf. Oleh Oleh karena itu, pihaknya melakukan kegiatan "Wakaf Goes to School" untuk mempromosikan gerakan wakaf.
"Kita ingin menciptakan digital native sebagai generasi baru yang akan menjadi wakif-wakif [pihak yang melakukan wakaf]," ujarnya dalam "Inhalife Conference" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (14/11).
Menurutnya, banyaknya kaum milenial berpotensi besar mengembangkan wakaf di Indonesia. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, jumlah milenial atau angkatan yang lahir antara tahun 1981-2000 sebesar 88 juta jiwa atau 33,75% dari jumlah penduduk Indonesia.
Nuh menambahkan, wakaf tidak hanya berupa tanah dan masjid, melainkan dapat berupa uang, saham, hak cipta, dan beberapa usaha produktif seperti sekolah dan rumah sakit.
"Ciri khas milenial punya tanggung ajwab sosial. Indonesia adalah orang yang paling demawan. Kalau kita bicara orang Indonesia muda, orang Indonesia yang tidak dermawan outlier (pencilan)," tuturnya.