Hong Kong, Gatra.com - Rumah mode ternama, Burberry menyatakan penjualannya di Hong Kong turun drastis akibat protes keras yang telah terjadi begitu lama. Diperkirakan, penjualan di Hong Kong akan tetap berada di bawah rata-rata selama protes masih terjadi. Padahal, Hong Kong merupakan salah satu pasar utama Burberry di Cina.
Protes anti-pemerintah ini telah berlangsung di Hong Kong selama lima bulan terakhir. Hal ini berpengaruh sangat besar terhadap pasar saham Cina.
Persentase penurunan penjualan mencapai dua digit di Hong Kong. Meski demikian, secara keseluruhan, total penjualan Burberry pada enam bulan, hingga 28 September, naik 5 persen.
Dilansir BBC, Kepala eksekutif Burberry, Marco Gobbetti mengatakan hasilnya sesuai dengan prediksi awal tahun ini meskipun ada gangguan dari protes anti-pemerintah. Menurutnya, pengecer rata-rata memiliki 10 toko dan biasanya menghasilkan sekitar 8 persen dari penjualannya.
Gobbetti telah berhasil membawa Burberry ke tingkat atas sejak pengambilalihan dua tahun lalu. Bahkan menurutnya, inovasi terhadap koleksi baru yang dilakukan kepala kreatif Riccardo Tisci menghasilkan pertumbuhan penjualan hingga dua digit.
"Kami juga terus berupaya memperkuat momentum pada merek dagang kami dan mengubah cara distribusi kami," pungkasnya.