Jakarta, Gatra.com - Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat dibutuhkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Kondisi ini diperkuat penjelasan Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah Fidri Arnaldy yang menyebutkan, KUR BRI Syariah sudah tersalurkan 88% dari target penyaluran sebesar Rp1,5 triliun.
Ia meyakini, target tersebut akan tercapai pada akhir tahun. Apalagi, KUR BRI Syariah menyasar hampir semua UKM sektor produktif dan Nonperforming loan (NPL) yang dapat terjaga.
"Sebab, KUR menyasar semua sektor UKM. NPL juga terjaga dikisaran 0,sekian persen," kata Fidri di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (14/11).
Adapun, Fidri berujar, hingga saat ini sudah ada 40 ribu debitur BRI Syariah. Angka ini terbanyak dari sektor produktif. Salah satunya produk yang dibimbing oleh Bekraf. "Itu salah satunya dari KUR BRI Syariah, seperti cincin batu untuk cendramata. Sekarang sudah besar omzetnya. Tujuan KUR memang seperti ini, dari lapisan bawah menuju ke pedagang besar," ujarnya.
Saat ditanya mengenai penurunan bunga KUR tahun depan menjadi 6%, Fidri mengatakan, BRI Syariah siap mengikuti aturan pemerintah karena BRI merupakan kepanjangan tangan pemerintah. Oleh karena itu, target tahun depan, penyalurannya BRI Syariah akan naik. Selain itu, plafon pinjamannya juga bertambah, dari Rp25 juta menjadi Rp50 juta.
"Kalo KUR Syariah persnyaratannya sama saja, cuma kita beda di akad-nya saja yang berbau syariah," tuturnya.