Kupang, Gatra.com - Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) AKBP Johanes Bangun mengimbau kepada seluruh masyarakat NTT dan awak media agar tidak menyebarkan foto–foto dan Video korban bom bunuh diri di Poltabes Medan.
“Saya minta agar masyarakat NTT maupun awak media jangan sebarkan foto–foto insiden Poltabes Medan. Stop di kita. Hapus dan jangan share foto-foto dan video di Medan” kata Kabidhumas Polda NTT, AKBP Johanes Bangun, Rabu (13/11).
Dia menegaskan bahwa para pelaku teror sengaja untuk membuat rasa takut dan tidak nyaman pada masyarakat. Sehingga, dengan tidak menyebar foto dan video terkait insiden tersebut, diharapkan tidak membuat masyarakat menjadi resah.
“Perlu diketahui bahwa tujuan teroris melakukan bom bunuh diri memang untuk membuat teror, ancaman dan rasa takut kepada seluruh masyarakat. Karena itu sekali lagi saya minta kepada masyarakat NTT agar dapat memahami ini,” jelas AKBP Johanes Bangun.
Karena dengan menyebarkan dan membagikan foto–foto tersebut ujar AKBP Johanes Bangun selain membuat rasa tidak aman dan nyaman bagi masyarakat, tentu juga membuat para teroris itu bangga.
“Tujuan teroris itu jelas. Antaranya membuat masyarakat merasa takut bahkan jadi ancaman. Semakin foto foto aksi tersebut akan membuat mereka bangga. Jaringan mereka itu ada disetiap wilayah dan akan terus bergerak,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan Gatra.com tentang adanya warga Kabupaten Timor Tengah Selatan yang menyurati resmi Bupati terkait adanya jaringan kelompok yang diduga teroris beraktivitas, AKBP Johanes Bangun membenarkan.
“Memang ada empat warga Kabupaten Timor Tengah selatan yang resmi menyurati Bupati terkait adanya kelompok yang mereka duga jaringan teroris. Dari sebuah organisi tertentu. Kami dari Polda dan Polres setempat terus memantau dan mengikuti. Jika nantinya terbukti akan kami tindak sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Juga menyangkut adanya aktivitas organisasi tertentu yang sudah dilarang pemerintah dan masih beraktivitas di kota Kupang juga dibenarkan AKBP Johanes Bangun.
“Ya kami terus ikuti. Bahkan ada pengaduan resmi dari GP Ansor NTT bahwa ada kelompok tertentu yang melakukan aktivitas di kota Kupang. Sempat terjadi keributan ketika dibubarkan paksa masyarakat setempat. Beruntung anggota kami angota kami membantu mengatasi,” katanya.