Jambi, Gatra.com – Walaupun sekolah ini berada di pusat Kota Jambi namun SDN 212 untuk ruang belajar siswa masih jauh dari kata layak karena beberapa ruang belajar tembok dan atap sudah terlihat retak parah dan bila tidak segera ditindaklanjuti maka berpotensi roboh.
Dari pantauan di lokasi terlihat bangunan beberapa ruang belajar di sekolah yang berada di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi ini terlihat memprihatinkan.
Ada tiga ruangan dinding yang mulai retak. Satu ruangan yang saat ini dijadikan gudang bersebelahan dengan ruang belajar siswa tampak sudah sangat parah dan berpotensi roboh. Di sisi lain siswa dan guru tetap melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Informasi yang diterima bangunan ini berdiri pada tahun 1977 dan hanya beberapa ruang belajar yang direnovasi dengan dana DAK tahun 2018 lantaran masih terdapat persoalan sengketa kepemilikan tanah.
Dari keterangan pihak sekolah, dinding yang retak semakin parah sejak setahun terakhir. Pihak sekolah sendiri sebelumnya sudah melaporkan ke pihak Dinas Pendidikan dan PUPR namun laporan tersebut sampai saat ini belum mendapat tanggapan.
Komisi IV DPRD Kota Jambi yang diwakili oleh Kemas Faried Alfarely dari Golkar dan Muslim dari Gerindra turun langsung guna melihat dan meninjau kondisi bangunan sekolah yang dinilai sangat berbahaya bagi keselamatan warga sekolah.
"Kondisi ruang belajar sangat prihatin dengan 6 ruang belajar yang saat ini digunakan oleh sekitar 309 siswa dan terdapat 2 ruang belajar yang kondisinya membahayakan," kata Kemas Faried Alfarely kepada Gatra.com saat meninjau lokasi sekolah, Rabu (13/11).
Ia menjelaskan pihaknya akan segera mendorong permasalahan ini ke Komisi IV dan memberikan rekomendasi kepada Pemkot dan Diknas untuk segera mencari solusi menanggulangi permasalahan ini.
"Kami menginginkan persoalan ini segera diatasi. Bila tidak segera ditanggulangi maka ditakutkan akan terjadi musibah atas sekolah roboh seperti kasus di Jawa timur dan adanya korban," ujarnya.
Di tempat sama, Kepala SDN 212 Kota Jambi, Rubiyati mengatakan saat ini pihak sekolah belum memegang sertifikat tanah. Persoalan sengketa tanah dipasrahkan kepada Disdik.
"Kami berusaha untuk mengungsi namun belum tahu akan mengungsi ke mana. Kami sangat berharap pemerintah segera membantu memberikan solusi untuk menanggulangi masalah ini karena ini bermasalah dengan keselamatan generasi bangsa," ucapnya.
Reporter: Muhammad Fayzal