Home Gaya Hidup Film Charlie’s Angels:Chemistry Minus Para Malaikat Beringas

Film Charlie’s Angels:Chemistry Minus Para Malaikat Beringas

Jakarta, Gatra.com – Keputusan untuk memfilmkan kembali para perempuan mata-mata yang bekerja atas petunjuk Charlie, adalah tepat dilakukan di tahun ini. Momen di mana isu girl power sedang membahana di seluruh dunia, termasuk dalam budaya pop. Setelah membuat film panjang perdananya, Pitch Perfect 2 (2015), Elizabeth Banks lantas kembali hadir dengan karya penyutradaraan terbarunya, Charlie’s Angels.

Elena Houghlin (Naomi Scott) adalah seorang ilmuwan di perusahaan Brook. Dia membuat sebuah alat pengendali energi yang dinamai Calisto. Sayangnya, alat tersebut sesungguhnya belum lulus uji keamanan. Calisto yang tak sempurna itu bisa diubah menjadi electromagnetic pulse (EMP), yang dengan kata lain bisa menembakkan gangguan elektromagnetik bahkan pada otak manusia sehingga menyebabkan kematian.

Gagal mengadukan kondisi tersebut ke bos besar, Alexander Brock (Sam Clafin), Elena mencari bantuan dari pihak ketiga. Dia bertemu dengan salah satu Bosley, yang bernama Edgar (Djimon Hounsou). Calisto yang kini jadi rebutan para bandit membuat Elena terancam pula nyawanya. Belakangan, upaya angel Sabina (Kristen Stewart) dan angel Jane (Ella Balinska) menolong Elena, malah membuat Edgar meninggal di tangan pembunuh bayaran Hodak (Jonathan Tucker).

Misi penyelamatan Calisto lantas diambil alih oleh Bosley baru, Susan (Elizabeth Banks). Seperti diketahui, Bosley adalah penghubung antara Charlie dan para angels. “Semacam peringkat jabatan. Setara dengan letnan,” kata Susan menjelaskan saat Elena memanggilnya Nyonya Bosley. Susan sendiri merupakan Bosley ke-342 di Townsend Agency tersebut. Dia bertugas di saat Bosley pertama, John (Sir Patrick Stewart) baru saja memasuki masa pensiun.

Petualangan para malaikat beringas tersebut berawal dari sebuah film seri pada 1976-1981. Seorang pria kaya misterius bernama Charlie, membuka agensi detektif swasta. Dia hanya berkomunikasi lewat speaker dan asistennya, John Bosley (kala itu diperankan oleh David Doyle).

Pada 2000, Drew Barrymore memutuskan membuat versi layar lebarnya. Merangkap sebagai produser dan aktor, dia membuat pula sekuelnya, Charlie's Angels: Full Throttle (2003). Premisnya sama: tiga perempuan atraktif dan memiliki kemampuan khusus menyelesaikan aksi penyelamatan yang ditugaskan bagi mereka.

Di Charlie's Angels 2019, untuk pertama kalinya ada Bosley perempuan. Susan konon adalah angel yang naik jabatan menjadi seorang Bosley. Untuk pertama kali pula, para angel menggunakan senjata. Bandingkan dengan film-film sebelumnya di mana mereka cukup menggunakan kemampuan bela diri saja. Agensi mereka juga digambarkan sudah sangat berkembang dengan banyak Bosley dan banyak perempuan yang telah dan tengah dilatih menjadi ‘malaikat pembunuh’ di masa mendatang.

Pertama kali pula, karakter tiga angel utama nampak tak memiliki chemistry. Berbeda dengan trio Drew Barrymore, Cameron Diaz, dan Lucy Liu, para karakter di franchise ini terasa terpisah satu sama lain. Penjelasan soal keakraban mereka harus dibantu dengan scene-scene dramatis, sebab cara mereka berinteraksi hingga film berakhir tak makin dekat satu sama lain. Scene macam Jane yang menangisi Sabina, atau saat ketiganya saling bersandar ketika di atas kapal. Semua terlihat dipaksakan.

Belum lagi sejumlah plot hole yang muncul. Kenapa Elena bisa tiba-tiba bertemu salah satu Bosley? Kenapa Jane sangat terpukul saat kematian Edgar? Kenapa Jonny ‘Australia’ Smith (Chris Pang) memutuskan hal berbeda di saat terakhir? Loncatan cerita yang terjadi membuat film tersebut makin mendapat nilai minus.

Film ini sebatas indah dipandang, tapi tak membekas. Enerjik di beberapa adegan laga, tapi dialog datar yang membuat bagian lain terasa hambar. Kristen Stewart tampil kocak dan badass di sini. Tapi sayang, aktor sekelas Patrick Stewart tak terkesplorasi secara maksimal.

Charlie’s Angels sudah tayang di Indonesia mulai hari ini. Di Amerika Serikat dan Kanada, film ini akan tayang mulai 15 November, bersamaan dengan The Good Liar dan Ford v Ferrari. Charlie’s Angels diproyeksikan bisa meraup US$12-16 juta pada pekan pertama penayangannya di dua negara itu.

 

2381