Jakarta, Gatra.com – Wakil Rektor III Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Tommy N. Tanumihardja menyebutkan, Maria Catarina Sumarsih sebagai sosok inspiratif yang mencari keadilan sesuai nilai dasar hak asasi manusia (HAM). Maria merupakan ibu dari korban Tragedi Semanggi I, Bernardinus Realino Norma Irmawan atau Wawan.
Menurutnya, ia dapat menjadi contoh pejuang keadilan HAM karena kesetiaan dan kesabarannya menuntut keadilan HAM yang sesuai dengan nilai dasar HAM.
"Keteguhannya, kesetiaannya terhadap nilai dasar, nilai fundamental hak asasi manusia, [dan] ketabahan. Itu semua yang menjadi inspirasi kami," ujar Tommy di Kampus Atma Jaya, Jakarta, Rabu (13/11).
Tommy menyayangkan, Tragedi Semanggi I pada 13 November 1998 belum diusut tuntas. Bahkan, saat ini sudah menginjak 21 tahun, peristiwa itu berlalu. Ia mempertanyakan harus berapa lama lagi suatu terobosan bisa dilakukan untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat.
"Mungkin 21 tahun lagi kita masih berkumpul di sini dan tetap memperjuangkan hal yang sama," ujarnya.
Tommy menegaskan, kasus pelanggaran HAM berat bukan merupakan persoalan sederhana. Walaupun ia meyakini bahwa selalu ada opsi di setiap prinsip, metode, dan strategi.
"Kita melihat ini bukan soal sederhana. Dari segi waktu, keterlibatan pihak terkait, politik, hukum, ini bukan [cara] sederhana," tegasnya.