Bantul, Gatra.com - Pegiat musik jazz yang juga anggota komite konser jazz, Ngayogjazz 2019, Aji Wartono memastikan gelaran 'Ngayogjazz' tetap digelar Sabtu (16/11). Gelaran ini akan menampilkan karya terakhir inisiator Ngayogjazz, seniman RM. Gregorius Djaduk Ferianto, yang meninggal Rabu (13/11) dini hari.
Ditemui di rumah duka Djaduk di RT 06, Dusun Kembaran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, Aji menceritakan bahwa sebelum meninggal Djaduk memimpin rapat Ngayogjazz pada Selasa (12/11) malam.
"Tadi malam rapat final di rumah saya di Munggur (Sleman). Kami membahas persiapan dan keperluan apa yang dibutuhkan menjelang Ngayogjazz," ujar Aji.
Rapat itu berlangsung sampai pukul 23.30 WIB. Aji mengatakan, selama rapat tidak terlihat tanda-tanda Djaduk sakit. Namun Djaduk mengeluh dirinya kurang tidur dan capek. Menurut Aji, keluhan itu lumrah karena Djaduk memang banyak kegiatan.
Djaduk pamit pulang pukul 00.00 WIB. Setelah itu, Aji tidak tahu kondisi Djaduk hingga subuh tadi mendapatkan kabar Djaduk meninggal.
"Kami sangat kehilangan. Mas Djaduk orangnya penuh energi dan kreativitas. Bahkan kami terkadang tidak bisa mengikutinya. Ia sahabat terbaik," ujar Aji.
Aji mengenang, Djaduk tak pernah memandang status sosial seseorang saat bergaul. "Dia bisa guyon dengan pimpinan perusahaan dan tukang becak dengan cara yang sama," ujarnya.
Aji menyatakan ia dan tim Ngayogjazz sepakat untuk tetap menghelat ajang tahunan yang sudah berlangsung 14 kali itu di Dusun Kwagon, Desa Sidorejo, Godean, Sleman. Konser jazz di desa-desa ini telah dianggap sebagai salah satu ajang jazz penting di skala internasional.
"Saya yakin penyelenggaran ini juga menjadi harapan terbesar dari almarhum. Karena selama ini beliau tidak menginginkan Ngayogjazz identik dengan dirinya, meskipun dia pemrakrasa utama," ucap Aji.
Gelaran 'Ngayogjaz' 2019 juga akan membuktikan harapan Djaduk bahwa generasi muda siap meneruskan konser jazz cuma-cuma ini. Pentas musik ini digelar agar musik terutama jazz dapat menyatu dengan masyarakat dan mau mendukung acara seni.
Selain menampilkan sejumlah musisi seperti Tompi dan Dewa Budjana, 'Ngayogjazz' 2019 akan mempersembahkan karya terakhir Djaduk yang telah disiapkan sejak lama. Aji menyatakan proyek musik Djaduk ini akan menjadi bentuk penghormatan kepada tokoh-tokoh musik Indonesia.
Kakak Djaduk, Otok Bima, menerangkan saat ini jenazah disemayamkan di rumah pribadi. Menjelang jam 11.00 WIB, jenazah dipindahkan ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, sekitar 300 meter dari rumah Djaduk, untuk mendapat penghormatan terakhir sebelum dimakamkan.