Jakarta, Gatra.com-Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memaparkan, miniatur pengelolaan kehidupan politik di negara demokrasi seperti Indonesia, bisa dilihat dari tata kelola partai politiknya. Apabila partai politik dikelola baik, maka pengelolaan kehidupan politik di negara tersebut juga baik.
"Menjaga dan merawat demokrasi adalah menjaga dan merawat partai politik. Demokrasi telah dipilih menjadi cara hidup kita dalam berbangsa dan bernegara, dan partai politik adalah batang tubuhnya. Negara demokrasi kuat jika partai politiknya kuat. Negara demokrasi rapuh jika partai politiknya keropos," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini saat memberikan sambutan dalam Diskusi Publik 'Golkar Mencari Nahkoda Baru', yang diadakan Posbakum Golkar di Jakarta, Selasa (12/11).
Politisi Partai Golkar menuturkan lebih jauh, semua instrumen yang bekerja pada negara, terlebih dahulu melalui assessment partai politik. Kemudian, ia meminta seluruh partai politik yang ada untuk membicarakan beberapa hal besar terkait bangsa dan negara.
"Harus disadari, sesungguhnya partai politik lahir untuk mengemban tugas besar, kerja luhur dan penuh kemuliaan. Oleh karena itu, seluruh visi dan misi partai politik tidak pernah membicarakan tentang hal kecil, remeh temeh, atau pribadi orang per perorang. Namun, partai politik membicarakan hal besar, membicarakan bangsa, umat, negara serta khalayak seluruhnya," ucap Bamsoet.
Oleh karena itu, ia memberikan pesan khusus bagi Partai Golkar sebagai partai politik tertua di Indonesia yang pada bulan Desember 2019 nanti akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk memilih Ketua Umum. Menurutnya, Golkar harus menjadi pelopor pelindung Pancasila dan merawat persatuan bangsa.
"Selain untuk kepentingan masa depan Partai Golkar, akumulasi semua sumber kekuatan nasional itu diperlukan untuk membentengi Pancasila dan merawat serta memperkokoh persatuan-kesatuan bangsa. Di masa lalu, Sekber Golkar berhasil mengakumulasi kekuatan yang bersumber dari ratusan organisasi, yang kemudian dikelompokan dalam tujuh Kelompok Induk Organisasi (KINO), antara lain Kosgoro, Soksi dan MKGR, serta sejumlah organisasi kepemudaan dan keagamaan," tutur Bamsoet.
"Golkar harus mau melakukan perubahan dari dalam agar mampu berbaur dengan generasi milenial yang demokratis dan anti-ketergantungan. Golkar bisa membentuk gugus tugas khusus yang pro aktif untuk lebih dekat dengan generasi milenial. Pola lama dalam upaya merangkul konstituen atau simpatisan partai harus diubah, disesuaikan dengan perilaku dan budaya milenial," tandas Bamsoet.