Padang, Gatra.com - Sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sumatra Barat (Sumbar) mundur dari kepengurusan partai. Pemicunya, karena kebijakan yang diambil Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI tidak lagi sejalan dengan kepengurusan kader di daerah.
Kader PSI mengundurkan diri di antaranya Ketua Bapilu DPW PSI Sumbar, Medo Fernando dan Bendahara PSI Sumbar, Ria Muthiara serta Ketua DPD PSI Padang, Yunando. Ketiga kader tersebut telah melayangkan surat pengunduran diri ke DPW PSI Sumbar.
Saat dihubungi Gatra.com, Yunando membenarkan telah mengundurkan diri sebagai Ketua DPD PSI Padang. Surat pengunduran dirinya juga termasuk untuk kepengurusan partai sejak dua minggu yang lalu. Dengan alasan, ingin lebih fokus berbisnis.
"Ya, mundur dari kepengurusan saja, karena fokus untuk mengurus beberapa proyek. Termasuk karena visi DPRD ada di antaranya, karena tidak sejalan ini, makanya saya fokus ke bisnis lagi," ujar Yunando dihubungi Gatra.com, Selasa (12/11) di Padang.
Dari pengakuannya, selain fokus ke bisnis, salah satu yang mendorong dirinya mundur karena kebijakan DPP PSI yang tidak lagi sejalan. Dalam artian tidak lagi satu visi menjalankan partai politik yang mayoritas diisi anak muda, atau kaum milenial itu.
Sementara itu, Sekretaris DPW PSI Sumbar, Ari Prima membenarkan terkait adanya kader PSI yang mengundurkan diri. Kendati begitu, ia menganggap kader yang mengundurkan diri tetap anggota dari PSI, hanya tidak berada dalam struktur kepengurusan.
"Mereka mundur, tetapi yang mengajukan surat pengunduran hanya Ketua DPD PSI Padang saja, karena mereka memiliki hak masing-masing. Ya, kita hanya berharap, mereka yang memilih mundur bisa sukses di bidang dipilih," ujar Ari.