Home Kebencanaan Bandara Padang Rawan Tsunami, BNBP Minta Perbanyak Pohon

Bandara Padang Rawan Tsunami, BNBP Minta Perbanyak Pohon

Padang, Gatra.com - Kawasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) saat ini terancam atau sangat rawan karena berada di zona tsunami. Apalagi, BIM berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai, yang bisa disapu habis gelombang ketika tsunami terjadi.

Terkait besarnya risiko tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah setempat giat menanam pohon di pinggiran pantai. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana tsunami.

Direktur Perbaikan Darurat Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Medi Herlianto menyebutkan, bencana alam seperti gempa dan tsunami permanen ada atau dipastikan bakal datang. Hanya saja, tidak bisa dipastikan waktu datangnya, karena belum ada alat pendeteksinya.

Dari penelitian geologi, pantai barat Sumatra besar ancaman. Contohnya, seperti gempa Mentawai, gempa 2004 Aceh, Nias 2005. "Jadi, gempa dan tsunami itu dipastikan ada. Makanya posisi BIM ini sebenarnya zona rawan," kata Medi, Senin (11/11) disela acara Pelestarian Lingkungan Alam dan Mitigasi Bencana di Padang Pariaman.

Menurutnya, potensi gelombang tsunami yang akan menerjang kawasan BIM diperkirakan sangat tinggi. Dengan alasan itu pula, sangat penting penanaman pohon di pesisir pantai untuk mengurangi risiko bencana. Salah satunya, melalui program hutan pantai di kawasan pinggiran pantai.

Ia menjelaskan, BIM merupakan objek vital di suatu negara, dan peranannya sangat penting dalam konektivitas pada suatu daerah. Maka untuk itu, dibutuhkan penanaman lebih banyak di pinggiran pantai, salah satunya di kawasan pantai Ketaping, seperti pohon cemara laut, maupun cemara udang.

Selain BIM, ada beberapa bandara lagi di Indonesia yang terancam gempa dan tsunami. Salah satunya Bandara Internasional Kulon Progo, Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Aiport (YAI). Maka itu, perlu kerjasama semua pihak dalam pengurangan risiko bencana tersebut.

"Mulai dari orangnya, prasarananya, latihan mitigasi juga harus disiapkan. Termasuk sirene mitigasi kebencanaan juga harus disiapkan dan banyak lagi yang harus disiapkan menghadapi bencana ini," jelas Medi.

536