Siak, Gatra.com - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Supiandi Sabiham, membikin pernyataan unik di Siak Sri Indrapura, ibukota Kabupaten Siak, Selasa (12/11).
Dia menyebut kalau lahan gambut di Provinsi Riau sebenarnya sulit terbakar. Meski jenis gambut hutan yang mudah kering, tapi rata-rata kedalamannya 50 centimeter dan selalu lembab.
"Gambut Sumatera khususnya Riau beda dengan di Papua dan Kalimantan. Dasar gambut itu memang sama, dari daun kering. Perbedaannya hanya di kedalaman. Kalau di Riau rata-rata kedalamannya di atas 50 centimeter dan digenangi air. Artinya selalu lembab," kata Supiandi saat diwawancara Gatra.com, di Siak, Selasa (12/11).
Bahkan kata Supiandi, genangan air di dasar lahan gambut tadi bisa mencapai 70-90 centimeter, lagi-lagi akan sangat sulit termakan api.
"Kalau lahan yang terbakar kedalamannya hanya 20-30 centimeter, itu bukan gambut, tapi rawa. Secara ilmiah tak masuk akal jika api di lahan gambut menjalar hingga berhektar-hektar. Sebab itu tadi, di dasar gambut itu selalu lembab," katanya.
Supiandi kemudian merinci, secara keseluruhan jenis gambut di Indonesia bernama Tropika. Dari total luas lahan daratan di Indonesia yang mencapai 198 juta hektar, 14,9 hektar atau 7,5 persen adalah lahan gambut. Di Riau, luas lahan gambut di luar konsesi perusahan mencapai 600 ribu hektar.
"Kalau dimanfaatkan dengan baik, lahan gambut sebenarnya sangat berfungsi sebagai pelindung lahan. Di lahan gambut bisa dibikin drainase lantaran airnya sudah jelas ada. Air itu bisa jadi stok buat mereka yang melakukan budidaya," ujarnya.
Reporter: Sahril Ramadana