Jakarta, Gatra.com - Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Doni Wibisono berpendapat kacang hijau akan menjadi pangan fungsional dan memiliki prospek yang cerah ke depannya.
"Kita [prediksi] di bawah angka kenaikan makanan dan minuman saja, 5% per tahun. Kita [sektor makanan dan minuman] tumbuhnya 8%," ucapnya kepada awak media di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (12/11).
Doni menjelaskan varian produk kacang hijau yang sudah banyak dikembangkan seperti bubur instan, es krim, biskuit, sari kacang hijau, makanan instan microwave, dan sebagainya.
"Bubur kacang ijo [instan] seduh sudah ada, tetapi enggak ada kacang hijau bulat-bulatnya. Kacang hijau inovasinya banyak meski terbentur selera konsumen," ujarnya.
Menurutnya, pengembangan bahan baku dan kacang hijau setengah jadi merupakan hal penting. Selama ini, masih sedikit pabrik di Indonesia yang khusus memiliki mesin pengolah kacang hijau.
"Kacang hijau bisa apa jadi bahan baku industri? Itu yang kita tunggu. Bisa jadi bubuk sudah ada, bisa [berupa] campuran. Kalau kurang hijau ditambah coloring agent food grade," tuturnya.
Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Budi Setiawan mengatakan kacang hijau merupakan jenis kacang yang kaya gizi seperti protein, serat kalsium, zat besi, zinc, kalium, fosfor, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K.
Kacang hijau juga kaya berkhasiat sebagai pangan antikanker, antipenuaan dini, perada sindorm pramenstruasi, memperlancar sistem pencernaan, dan menurunkan tekanan darah.
"Di samping portabilitas [mudah diangkut] dan convenience [sesuai selera konsumen], jangan sampai khasiatnya hilang. Jangan sampai gara-gara pengolahan khasiatnya hilang, sehingga masyarakat ketika mengonsumsi kacang hijau tidak sehat," pungkasnya.