Medan, Gatra.com - Warga yang tinggal di sekitar Sungai Bedera dan Danau Siombak di Medan dihimbau agar mewaspadai atau tidak terkontaminasi dengan air sungai sepanjang masih ditemukannya bangkai babi yang terjangkiti virus hog cholera.
Imbauan ini untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Meski virus ini diyakini tidak menular pada manusia, namun, yang ditakutkan adalah air sungai yang tercemar akibat bangkai babi dibuang.
Baca Juga: Babi Hog Cholera Tak Menular Manusia
"Untuk ternaknya tidak menular kepada manusia. Tetapi air tempat dibuang bangkai, pencemarannya bisa berdampak kepada manusia. Jadi bukan virus babi itu, tapi bakteri di bangkainya yang beresiko menular kepada manusia," ungkap Kepala Balai Veteriner Medan, Drh H Agustia, MP.
Hal itu diungkapkan Agustia MP disela-sela penguburan bangkai babi di Danau Siombak Jalan Nippon, Kel Paya Pasir Kec Medan Marelan Kota Medan, Sumatera Utara, (Sumut). Agustia menegaskan, jika virus hog cholera tidak menular pada manusia.
Baca Juga: Bau Busuk Bangkai Babi Ganggu Aktifitas Warga
Hal ini pun kiranya memberikan keamanan bagi masyarakat agar tidak percaya dengan isu hoax menyangkut kasus ini. Hingga saat ini, virus kolera babi itu masih menjangkiti sesama babi. "Karena penyakit dari virus, virusnya bisa ke ternak lain. Sedangkan untuk manusia aman," tegasnya.
Di singgung soal virus African Swine Fever (ASF), Agustia menegaskan, kasus tersebut tak ditemukan di Indonesia. Meski demikian, dengan virus kolera babi ini, sepatutnya standar penanganan harus dilakukan.
Baca Juga: Wabah Demam Babi Afrika, Hampir 5000 Mati, Mentan: Isolasi!
Pihaknya sendiri masih mendalami uji laboratorium terhadap sampel bangkai babi. Ini dilakukan untuk mengetahui secara detil virus lainnya yang mewabah selain hog cholera.
"Hasil uji yang kami lakukan tetap masih positif pada hog cholera. Kami lakukan pengujian terhadap penyakit lain yang mungkin bisa menyerang pada kesehatan. Hasil uji yang kami lakukan masih dalam tahap konfirmasi-konfimasi terhadap penyakit-penyakit diluar hog cholera," tuturnya.
Baca Juga: Virus ASF Terdeteksi Diantara Ribuan Babi Mati di Sumut
Soal ASF sendiri, dirinya menyakini, jika belum adanya kasus yang ditemukan di Indonesia secara umum, dan Sumut khususnya. "Kita tidak pernah ada penyakit ASF di Indonesia. Kalau pun ada diperlukan pengujian yang bertahap dan menggunakan teknologi yang canggih, dan itu perlu waktu," tegasnya.
Soal penguburan bangkai babi yang tengah dilakukan ini, dirinya menyambut positif. Memang, sepatunya, hal ini dilakukan oleh para peternak, agar virus tak menyebar.
Baca Juga: Hog Kolera Menyerang Babi di Sumut Tidak Menjangkiti Manusia
"Dengan hog cholera positif sehingga langkah yang kita lakukan ini bisa berlaku seluruh penyakit yang kita curigai berbahaya. Ini tindakan (penguburan bangkai) yang sedang kita lakukan untuk meminimalisir hal itu. Jangan sampai bangkai menularkan bakteri pada manusia," pungkasnya.
Reporter: Iskandar