Purbalingga, Gatra.com – Dinas Pertanian Purbalingga menyarankan agar petani mulai menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern. Hal itu untuk mengatasi semakin sulitnya mendapat tenaga lapangan pertanian terampil.
Kepala Dinas pertanian Purbalingga, Mukodam mengatakan kebanyakan anak muda atau generasi millenial tidak tertarik dengan pertanian. Tenaga terampil pertanian pun semakin berkurang.
Karenanya, ia meminta agar petani mulai menerapkan mekanisasi pertanian untuk mengatasi persoalan ini. Selain itu, penggunaan alat-alat modern diharapkan juga turut memicu semangat anak muda untuk bertani.
“Penerapan teknologi pertanian ini diharapkan akan menggairahkan sektor pertanian, khususnya dikalangan anak muda,” katanya.
Mukodam menerangkan, sawah bisa menjadi sangat produktif jika petani mampu menerapkan sistem pertanian yang benar. Salah satu upayanya yakni dengan sistem petuk, yakni mempercepat musim tanam pada Masa Tanam Kedua (MT 2).
Dalam satu tahun, sebuah hamparan paling tidak dapat ditanam tiga kali, dengan metode padi, padi, palawija. Dua kali padi pada MT 1 dan 2, serta satu kali palawija pada kemarau.
“Harapannya agar tanah menjadi semakin produktif, kalo bisa, ayo sistim petuk. Artinya pada saat padi sudah siap panen, petani sudah mulai menyemai benih, agar segera dioleh tanahnya. Jangan sampai menunggu padi yang di lumbung habis, baru mengolah lahan,” ujarnya.
Dia berharap agar petani di Purbalingga meningkatkan produktifitas pertaniannya. Sebab, semakin tahun surplus beras di Purbalingga semakin meningkat.
Pada 2018, surplus beras Purbalingga mencapai 69 ribu ton. Hal ini membuat ketahanan pangan Purbalingga selalu dalam kondisi aman.