Jakarta, Gatra.com - Anies Baswedan membantah tudingan miring yang menyebutkan kehadiran dirinya dalam Kongres partai Nasional Demokrat (Nasdem) pada hari Jumat (8/11), semata-mata persoalan politik.
Anies mengatakan dirinya diundang dalam kapasitas sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kedatangannya hanya memberikan sambutan awal acara.
“Jadi sesuatu yang normal. Cuman, kita ini semuanya dikaitkan dengan proses politik,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (11/11).
Terkait kedatangan Anies, sebelumnya Jhonny menuturkan, belum ada pembahasan seputar rekrutmen calon Presiden dan Wakil Presiden 2024, seperti yang ramai diperbincangkan belakangan ini. Status Anies di kongres itu hanya sebagai gubernur yang menghadiri acara tersebut.
"Dimana-mana biasa, gubernur adalah pemimpin politik untuk wilayah provinsi. Keterkaitannya, tentu kita harapkan kehadiran Gubenur DKI Jakarta sebagai tempat diselegarakannya Kongres Kedua Partai Nasdem," kata Jhonny sebelum acara, Jumat Sore (8/11).
Menurut Jhonny, NasDem tidak hanya berbicara seputar kegiatan eksekutif dan legislatif semata. Yang lebih penting adalah kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Jangan semua ditarik kepentingan pragmatis jangka pendek, hanya untuk jadi menteri, hanya untuk jadi pimpinan politik, hanya untuk Pilpres semata. Politik tidak (cuman) itu saja. Untuk Indonesia saat ini ada di atas itu, yaitu mengawal gagasan dan konsensus dasar kebangsaan kita," tandasnya.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad menilai kedekatan Partai Nasdem dengan Anies tak lepas dari konteks politik dan pemilihan presiden 2024. Atas kedekatan ini, Nasdem dan Surya Paloh saat ini dianggap lebih banyak mendapat manfaat ketimbang Anies.
Secara resmi, Anies memang diundang dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI. Namun panggung yang diberikan Anies oleh Nasdem-Surya Paloh sangat istimewa.
“Nasdem sangat cerdik dengan memberikan panggung pembukaan tersebut kepada Anies,” kata Nyarwi.
Menurutnya, branding politik Anies selama ini dikenal sebagai sosok politisi yang didukung oleh parpol-parpol di luar koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo, seperti Gerindra dan PKS.
“Branding Anies masih memiliki medan magnet yang cukup kuat (di politik),” katanya.