Jambi, Gatra.com – Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jambi, Usman Ermulan menghadiri Rapat Kerja Nasional HKTI di Jakarta. Momen tersebut dimanfaatkan Usman menyampaikan kondisi pertanian Jambi yang kian terpuruk pada Kementerian Pertanian yang hadir pada saat itu.
"Kepada Dirjen Ketahanan pangan yang hadir saya bilang kondisi pertanian di Jambi saat ini, kita minta bagaimana upaya dari kementerian untuk mengatasi harga karet yang kian merosot tidak lebih Rp6.000 per kilo," ujar Usman, Senin (11/11).
Mantan Bupati Tanjung Jabung Barat ini meminta agar adanya pembenahan tataniaga dalam penjualan hasil bumi ini, karena menurut Usman, tata niaga karet dan kelapa sawit di Jambi terlalu panjang sehingga yang dirugikan adalah petani. Jika rantai penjualan itu dapat dipotong maka petani bisa lebih sejahtera.
"Tata niaganya perlu diperbaiki sehingga harga tidak lagi ditekan," kata Usman, yang juga eks Anggota DPR RI Komisi Perbankan dan Keuangan ini.
Pada kesempatan tersebut Usman Ermulan mengaku sempat berbincang-bincang bersama Sofyan Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang RI yang merupakan teman lamanya. Usman mendengarkan terkait legalitas lahan yang dimiliki petani. Karena, lanjut Usman, sebagian besar petani di Jambi belum memiliki legalitas yang diakui oleh negara secara undang-undang. Maka hal itu adalah salah satu kendala bagi petani selain masalah permodalan untuk maju.
"Namun ada kabar baik dari pemerintah bahwa di akhir masa jabatan presiden menargetkan semua tanah milik rakyat sudah terdaftar sebagai pemilik sertifikat. Karena proses pengurusan pembuatan sertifikat sudah sistem online. Dan setelah bersertifikat pak menteri berpesan kepada rakyat untuk menjaga tanahnya, karena BPN tidak punya tenaga untuk menjaga tanah tersebut," ucap Usman.