Yogyakarta, Gatra.com - Banyak orang enggan memeriksakan giginya karena menilai layanan periksa gigi itu mahal dan menakutkan. Untuk itu, menyambut Bulan Kesehatan Gigi Nasional ke-10, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menggelar pemeriksaan gigi gratis.
Selama tiga hari pada 11-13 November, 1.200 pasien ditargetkan terlayani dan mendapat sosialisasi bahwa periksa gigi itu tak selalu bikin takut. Agenda ini bentuk kerjasama UMY dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia yang dihelat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UMY, Kota Yogyakarta.
Ketua Profesi Kedokteran Gigi UMY Erma Sofiani mengatakan kegiatan selama tiga hari ini juga menjadi sarana sosialisasi tentang pemeriksaan gigi rutin.
“Sampai sekarang masih banyak masyarakat Indonesia, khususnya di DIY, enggan memeriksakan giginya secara rutin. Mereka baru datang ke dokter gigi ketika gigi dalam kondisi sakit,” kata Erma, Senin (11/11).
Ia menjelaskan, masyarakat enggan memeriksa gigi secara rutin karena mereka takut dan menganggap biaya pemeriksaannya mahal. Namun asumsi biaya itu ternyata tidak terbukti.
Pasalnya, saat RSGM UMY menggelar pemeriksaan gigi gratis di berbagai fasilitas kesehatan Muhammadiyah, warga yang datang juga sedikit. "Dari kondisi ini kami menyimpulkan, faktor utama keengganan masyarakat memeriksakan gigi karena rasa takut,” ucapnya.
Karena itu, melalui gelaran ini, UMY memberi pemahaman ke orang tua dan anak-anak agar tidak takut memeriksakan gigi secara rutin.
Ketua BKGN 2019 Regia Aristyanto menjelaskan ajang ini akan melayani pemeriksaan gigi gratis pada 1.200 pasien. Dari jumlah itu, 300-nya adalah siswa TK dan SD termasuk siswa berkebutuhan khusus.
“Berkaca pada pengalaman pemeriksaan gigi di BKGN sebelumnya, banyak pasien yang datang dengan kerusakan gigi yang parah dan dibutuhkan perawatan lebih lanjut yang ujungnya harus dicabut,” ujarnya.
Padahal, kata dia, jika dirawat dan diperiksakan secara rutin, kerusakan gigi bisa diatasi dan tidak sampai dicabut.