Washington, D.C., Gatra.com-Mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley mengatakan, pejabat Gedung Putih mendorongnya untuk melemahkan Presiden Donald Trump. Dilansir BBC, Senin (11/11), saat itu Kepala Staf, John Kelly dan Sekretaris Negara, Rex Tillerson menolak beberapa tuntutan Trump.
Kemudian, Kelly dan Tillerson menyerukan upaya penyelamatan negara. Namun, Tillerson tidak banyak memberikan komentar. Hanya Kelly yang berujar, ia menginginkan presiden memperoleh informasi lengkap sebelum memberikan keputusan.
"Untuk memastikan [Trump] mengetahui segala pro dan kontra tentang kebijakan yang akan dikeluarkan. Ia berharap, Trump merenung terlebih dahulu, sehingga dia dapat membuat keputusan yang tepat," ucap Kelly kepada penyiar CBC AS.
Pernyataan Kelly ini menyanggah tuduhan Nikki yang menyebutkan ingin menjatuhkan Trump. Namun, Presiden AS itu malah sependapat dengan Nikki. Melalui tweetnya, Trump mendukung buku yang baru dirilis oleh mantan Duta Besar AS tersebut.
"Semoga berhasil, Nikki," ujar Trump.
Dalam buku "With All Due Respect" ini mengisahkan perdebatan antara dua petinggi Gedung Putih dengan Presiden AS. Mereka menyebut, keputusan Kelly dan Tillerson bukan keputusan presiden, meski untuk kepentingan masyarakat Amerika.
Mendengar keluhan Kelly dan Tillerson, Nikki mengatakan, langkah keduanya yang membuat kebijakan tanpa persetujuan Trump merupakan tindakan berbahaya dan ofensif. Ia menyarankan, seharusnya mereka mengatakan terlebih dahulu dengan presiden. Bukan malah meminta Nikki bergabung membuat rencana yang berisiko.
"Sebaiknya kemukakan perbedaan pendapat anda dengan presiden. Apa yang anda lakukan bertentangan dengan konstitusi dan keinginan masyarakat Amerika. Itu sangat menyinggung presiden," tuturnya.
Meski begitu, Nikki juga tidak selalu sependapat dengan Trump. Ada beberapa kebijakan Trump yang menurutnya tidak tepat untuk diimplementasikan. Salah satu contohnya penanganannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan puncak di Helsinki pada 2017.