Medan, Gatra.com - Atletik membuka kran perdana perolehan medali Sumatera Utara di Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) IX/2019 di Jakarta, yang berlomba di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Minggu (10/11).
Ini dipersembahkan atlet lari putra Muhamad Rizki nomor lari 100 meter T46 putra sukses meraih perak dengan catatan waktu 12.97 detik. Medali emas menjadi milik atlet Jawa Timur Firza Faturahma dengan waktu 12,68 detik. Sedangkan medali perunggu menjadi milik atlet Jambi Zulfikri Novriansyah dengan waktu 13,28 detik.
Pelatih atletik Sumut Zaki mengatakan, raihan medali perak dari Rizki ini tentu menjadi semangat bagi atlet Sumut lainnya untuk meraih medali. "Alhamdulillah ini perak pertama bagi Sumut. Besok kita banyak meloloskan atlet ke final. Mudah-mudahan besok medali emas bisa kita raih," ucap Zaki.
Sementara akuatik, perenang Sumut gagal meraih medali, di lintasan kolam Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Jakarta. Aulya yang tampil di nomor lomba 100 meter gaya bebas putra klasifikasi S8-S11 gagal meraih medali usia finish di peringkat keempat dengan catatan waktu 1 menit 48 detik.
Begitu juga di nomor lomba 50 meter gaya dada putri, atlet Sumut Liliana juga gagal meraih medali usai tersisih di seri pertama. Kegagalan perenang Sumut dihari pertama bukan tanpa alasan.
Sebab, Aulya yang turun di klasifikasi S8 bertanding dengan atlet klasifikasi S9, S10, dan S11. Hal ini tentu menjadi kerugian bagi Aulya yang harus berlomba dengan atlet yang memiliki tingkat klasifikasi lebih rendah.
Baca Juga: Korupsi Lintas Atletik PPLP, 23 Item Disita
Padahal, jika nomor S8 mempertandingkan nomor sendiri, medali emas bisa menjadi milik Aulya. Namun, hal ini juga tidak dialami oleh Aulya. Atlet lain dengan klasifikasi S5, S6 juga turut disamakan.
Ketua kontingen Peparpenas Sumut, M Rusli, menjelaskan terkait adanya penggabungan klasifikasi untuk cabor renang memang diketahui setelah technical meeting. Sehingga target medali yang diusung sejak awal akhirnya gagal.
Menurut Rusli hal itu juga sangat tidak baik bagi perkembangan atlet ke depan, terutama untuk memberikan kesempatan bagi atlet yang memiliki tingkat klasifikasi tinggi. Begitupun, pihaknya tidak bisa melayangkan protes karena sudah menjadi persetujuan saat technikal meeting.
"Sumut menyayangkan mengapa aturan di renang bisa begitu. Even nasional seperti ini tidak boleh digabung, dan kita juga harus mengacu ke event internasional. Mereka inikan atlet pelajar yang merupakan masa depan atlet senior. Harusnya sudah lakukan aturan yang baku apakah memang bisa digabung atau tidak," sesalnya.
Reporter: Iskandar