Sleman, Gatra.com – Usai meresmikan patung Panglima Besar Jenderal Soedirman yang juga digagasnya, di Sleman, DIY, Minggu (10/11) malam, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyampaikan empat pesan yang ditujukan ke generasi muda.
“Ada pesan dari para sesepuh yang masih saya ingat. Pertama, jangan pernah menganiaya tentara atau membunuh secara politik seperti yang terjadi pada Wiranto,” katanya.
Menurutnya, penusukan pada eks Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan pada 10 Oktober itu adalah pembunuhan politik yang gagal.
Jika pembunuhan itu berhasil, kejadian itu menjadi peristiwa yang menyedihkan dan berbahaya. Hendro lantas menyebut peristiwa terbunuhnya tujuh jenderal pada 1965. Saat itu, kata dia, tentara tidak terima dan mengejar PKI habis-habisan.
“Bukan tidak mungkin, jika sampai terjadi penganiayaan kepada prajurit dan pelakunya tidak sampai mati, saya anggap pelakunya menggali lubang kuburnya sendiri. Sebagai orang tua, saya berpesan jangan terjadi lagi,” ucapnya.
Di pesan kedua, Hendro berharap generasi muda tetap berpegang teguh pada jati diri bangsa Indonesia seperti yang tertuang di lagu ciptaannya ‘Diriku Ini Indonesia’ yang sempat ia nyanyikan.
Menurutnya, jati diri bangsa Indonesia menjunjung tinggi moral yang diajarkan oleh orang tua juga tidak memaki, menjelek-jelekan, bahkan menunjuk hidung guru dan pemimpin.
Hendro berkata, memaki pemimpin yang dipilih oleh rakyat adalah tindakan kurang ajar dan menyakitkan hati. Tindakan itu tidak pernah diajarkan oleh para orang tua. Sesalah apapun pemimpin atau menteri, meski berusia muda, sebaiknya diajak bicara secara santun.
“Ketiga adalah disiplin sosial. Kalian boleh mengadopsi paham freedom, liberal. Tapi jangan bikin kacau saat demo atau menyuarakan aspirasi. Jika terjadi kekacauan, yang rugi besar adalah rakyat dan kita tidak tahu siapa yang akan menggantinya. Jadi jangan asal ngamuk,” katanya.
Untuk pesan terakhir, Hendropriyono meminta seluruh rakyat Indonesia melaksanakan permintaan pemimpinnya, terutama saat Presiden Joko Widodo kini fokus pada program deradikalisasi.
Presiden tak ingin rakyat disesatkan oleh pihak tertentu. “Jika ini sampai terjadi, maka nasib kalian tidak jelas dan tambah susah hidupnya,” ucapnya.
Hendro bilang, saat ini rakyat mulai merasakan bahwa generasi muda disesatkan oleh kaum yang mengaku beragama. Padahal kaum itu tidak menghormati orang lain.
“Saya sangat sedih melihat ini. Saat ini di PLN dan Kemenkominfo sedang bersih-bersih (dari radikalisme agama). Saya ucapkan selamat dan semoga sukses,” ujarnya.