Jakarta, Gatra.com - Politisi senior Partai Golkar, Ridwan Hisjam mengatakan Partai Golkar harus mempunyai paradigma baru dalam berpolitik. Hal tersebut ia tuangkan dalam pemikiran yang menjadi buku dengan judul 'Reformasi Paradigma Baru Partai Golkar'.
Menurutnya Golkar harus mulai melirik generasi muda sebagai basis pemilih partai berlambang pohon beringin ini. Sebab, kata Ridwan, Golkar usai reformasi, hanya mampu menang sekali pada pemilu 2004 sewaktu kepemimpinan Akbar Tandjung. Kini, Golkar terus merosot meskipun pada pemilu tahun ini berada pada posisi kedua.
"Adanya paradigma baru partai Golkar tepatnya yaitu dibuat oleh kepemimpinan Pak Akbar Tandjung pada tahun 1999 dan menghasilkan kemenangan partai Golkar nomor 1 di dalam pemilu pada 2004," ujar Ridwan saat ditemui wartawan usai acara peluncuran buku miliknya yang berjudul Reformasi Paradigma Baru Partai Golkar, di Hotel Kempinski, Jakarta, Minggu (10/11).
"Ternyata setelah pemilu 2004, di 2009, di 2014 dan sekarang 2019 semua menurun, jadi kami tetap di nomor 2, sehingga saya selaku kader Golkar yang ikut di dalam proses reformasi, saya menganggap perlu ada reformasi kedua partai Golkar," imbuhnya.
Ridwan yang mencalonkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) partai Golkar menantang Airlangga Hartarto ini juga menyebut setelah 2004 pasca kemenangan Golkar, partai besutan Soeharto itu tidak melakukan dan merombak paradigma yang sudah bergeser kepada paradigma yang baru.
"Karena ternyata reformasi yang dilakukan pada tahun '99 hanya bisa menghasilkan menang sekali, setelah itu tidak pernah ada. Kenapa? Karena terjadi paradigma baru itu ada pergeseran-pergeseran, sehingga perlu di reform kembali, nah itu yang kita lihat di sini," paparnya.
Ia menuturkan, peluang untuk merombak paradigma lama masih memiliki peluang yang lebar. Ia berharap Partai Golkar bisa segera melakukan perubahan itu. "Peluangnya ada. Karena pemilih pemula yang kita namakan kaum millenial dan generasi Z itu 70% adalah pemilih politik di tahun 2024 dan kebetulan Indonesia itu mendapatkan bonus demografi," ungkapnya.