Brebes, Gatra.com - Penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular masih menjadi penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Perlu peningkatan pengetahuan dokter umum terkait penanganan kasus-kasus kardiovaskuler untuk menekan angka kematian akibat penyakit tersebut.
Direktur Rumah Sakit Bhakti Asih Kabupaten Brebes dr. Khosiatun Azmi, MMR ?mengatakan, penyebab langsung kematian? karena penyakit jantung dan pembuluh darah pada umumnya adalah henti jantung, syok atau gagal jantung yang disebabkan oleh sindrom koronern akut, termasuk infark miokard akut.
"Semakin tahun kejadian henti jantung di Kabupaten Brebes mengalami peningkatan, karenanya perlu adanya peningkatan pengetahuan untuk dokter umum terkait penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan kardiovaskuler," kata Khosiatun di sela pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS) di Aula Jati Kencana RS Bhakti Asih, Minggu (10/10).
Khosiatun yang juga ketua panitia pelatihan berharap pelatihan ACLS yang digelar dapat memberikan pengetahuan kepada dokter umum terkait penanganan kegawatdaruratan kardiovaskuler di rumah sakit dan puskemas yang ada di Brebes. "Sehingga ke depan penanganan kegawatdaruratan kardiovaskuler di pelayanan fasilitas kesehatan Kabupaten Brebes lebih baik lagi," harapnya.
Pelatihan ACLS digelar selama tiga hari sejak Jumat (8/11). Pelatihan ini merupakan kerjasama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Brebes dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pelatihan diikuti 39 dokter dari sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Brebes.
Ketua PERKI Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes dr. Arbi Lizarda Fiha mengungkapkan, pelatihan yang digelar untuk keempat kalinya tersebut bertujuan memberikan keterampilan kepada dokter umum mengenai kasus kegawatdarutan ?penyakit jantung. "Dengan harapan, tingkat kematian yang di akibatkan kasus-kasus kegawatdaruratan tersebut dapat berkurang," ujarnya.
Arbi menjelaskan, dalam pelatihan para peserta mendapatkan berbagai materi dan praktek dari narasumber yang berkompeten. Di antaranya dr. Alvin Tonang, Sp.Jp, dr. M Fauziar Ahnaf, Sp.JP dan dr. Satria Mahendra, Sp.JP.
Ketua IDI Cabang Brebes dr. Rasipin menilai pelatihan ACLS sangat penting dalam penanganan pasien yang mengalami henti jantung. Terutama penanganan pada penderita penyakit jantung yang mengalami henti jantung secara mendadak atau tiba-tiba. “Penanganan kasus kegawatan pada pasien henti jantung perlu tindakan yang cepat, tepat dan akurat," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dr. Sartono, MM. "Pelatihan membantu meningkatkan penanganan terhadap kasus kegawatan pasien henti jantung di setiap fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.